Eks Wamenlu: Kita tak Ingin TNI Dikirim ke Gaza untuk Kontak Tembak dengan Hamas

2 hours ago 1

Pejuang Hamas berdiri dalam formasi menjelang upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto sepertinya masih pada keputusan akan mengerahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk bergabung dalam Pasukan Stabilitas Internasional (ISF) untuk misi keamanan di Gaza-Palestina. Mantan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia Dino Patti Djalal menegaskan agar pengerahan TNI ke Gaza hanya untuk misi menjaga perdamaian.

Dino khawatir keputusan pengerahan pasukan TNI dalam ISF itu dijadikan alat untuk tempur melucuti persenjataan faksi-faksi pejuang kemerdekaan Palestina di Gaza.

"Pengerahan militer Indonesia ke Gaza bukan perkara yang mudah," ujar Dino saat dijumpai Republika di Jakarta, Selasa (25/11/2025)

Keputusan tersebut menurut Dino, memposisikan militer Indonesia dalam dilema.

Mengingat selama ini partisipasi pasukan militer Indonesia tak memiliki resistensi, pun tak pernah punya rekam jejak permusuhan.

Khusus situasi di Gaza, Indonesia selama ini dipandang sebagai salah satu negara yang paling mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.

Sehingga partisipasi militer Indonesia dalam mandat ISF ke Gaza bakal berisiko.

Karena pembentukan ISF tersebut, mengacu pada mandat resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) 2803, yang mengadopsi proposal perdamaian Timur Tengah usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trumph.

Dalam resolusi tersebut, pada angka-7 disebutkan ISF akan menjadi pasukan internasional yang akan melakukan demiliterisasi di Gaza, dengan cara penghancuran, serta mencegah pembangunan kembali semua infrastruktur militer, dan fasilitas persenjataan, juga penonaktifan atau pelucutan senjata secara permanen terhadap kelompok-kelompok bersenjata non-negara.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|