Ekspor Batu Bara Pakai HBA, Kontrak Jangka Pendek-Panjang Disesuaikan

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mewajibkan eksportir batu bara menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) mulai 1 Maret 2025. Ini termuat di dalam Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM Nomor 72.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara.

Direktur PT Bayan Resources Tbk (BYAN) Alexander Ery Wibowo menilai perlu adanya penyesuaian terhadap kontrak-kontrak jangka panjang yang telah disepakati sebelumnya jika kebijakan tersebut diberlakukan.

"Bagaimana dengan kontrak-kontrak yang sudah ada dalam jangka panjang. Artinya, harus ada segera adendum," ungkap Alex dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Senin (10/3/2025).

Menurut Alex, perlu ada masa transisi dan sosialisasi terutama di pasar internasional. Mengingat, batu bara merupakan komoditas internasional.

"Karena ini kan bagaimanapun coal ini adalah commodity internasional. Dan memang siklusnya buyers market ataupun sellers market. Mungkin 3-4 tahun lalu kondisinya sellers market," kata Alex.

Selain itu, Alex mengungkapkan tantangan terbesar dalam penerapan aturan ini adalah kondisi pasar global yang saat ini berada dalam fase buyers market. Hal ini juga diperparah dengan adanya stok batu bara yang melimpah di China.

Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyadari terdapat tantangan dalam penyesuaian kontrak bagi pelaku usaha batu bara, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini terutama berkaitan dengan kontrak dengan pembeli internasional, seperti China dan India.

"Ya, pemerintah dalam hal ini menyadari betul bahwa dalam waktu jangka pendek itu akan ada penyesuaian-penyesuaian dari baik-baik pelaku usaha yang mempunyai kontrak dan lain sebagainya untuk jangka panjang. Terutama kontrak dengan pembeli internasional misalnya dari China, India, dan lain sebagainya," tuturnya.

Di sisi lain, ia mengakui terdapat kondisi oversupply yang saat ini terjadi di pasar global, di mana posisi dominan dalam penentuan harga kini lebih banyak dipegang oleh konsumen ketimbang pemasok. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia.

"Nah, yang jadi permasalahan di sini adalah kita sebagai supplier atau kita sebagai eksportir batu bara steam coal terbesar di dunia tapi rasanya belum pernah juga kita menjadi penentu untuk harga batu bara ini," katanya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Menakar Untung Rugi Penerapan HBA Untuk Ekspor

Next Article Video: 2 Menteri & Bos-Bos Tambang Merapat ke Istana Bertemu Jokowi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|