Jakarta, CNBC Indonesia - Kejadian menggegerkan terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC). Pemberontak yang menduduki konsesi emas Twangiza Mining di bagian timur negara itu dilaporkan telah mencuri setidaknya 500 kilogram (kg) emas batangan (setara dengan UD$70 juta atau Rp 1,6 triliun).
Twangiza Mining mengungkapkan ini seraya menyebut beberapa karyawan juga terlibat dalam pencurian. Sebenarnya, tambang tersebut terletak di provinsi Kivu Selatan, tempat pemberontak M23 yang didukung Rwanda melancarkan serangan kilat tahun ini dan merebut tambang tersebut pada bulan Mei.
"Dengan bantuan beberapa karyawan, mereka mengangkut gelombang pertama lebih dari 50 kg emas dalam waktu yang sangat singkat," kata Twangiza Mining dimuat Reuters, Rabu (22/10/2025).
"Sejak diduduki, mereka telah memperoleh setidaknya 500 kg emas dan diam-diam mengangkutnya melalui saluran bawah tanah," tambahnya.
Twangiza Mining berkantor pusat di Kongo. Namun perusahaan ini berasal dari China.
Twangiza Mining mengatakan mereka kehilangan lebih dari 100 kg emas per bulan sejak pengambilalihan, di samping kerugian peralatan dan material senilai US$5 juta. Perusahaan sedang bersiap untuk mengajukan gugatan resmi kepada arbitrase internasional dan otoritas Kongo dan telah menyatakan "kejadian luar biasa".
"Ada lebih dari 150 pekerja yang tersisa di lokasi. Kami tidak dapat menghubungi mereka," kata perusahaan lagi.
Sebelumnya, serangan pesawat tak berawak (drone) pada 15 Oktober menghancurkan infrastruktur pembangkit listrik di tambang tersebut. Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak tersebut.
Pertempuran di Kongo timur telah menewaskan ribuan orang dan membuat ratusan ribu orang mengungsi tahun ini. Kelompok bersenjata telah merebut beberapa lokasi pertambangan di Kongo timur yang kaya mineral, menurut penyelidik PBB.
Sementara itu, sebuah pengarahan Dewan Keamanan PBB tahun lalu mengatakan pemberontak M23 memperoleh sekitar US$300.000 per bulan dari pajak mineral di wilayah Rubaya yang kaya coltan.
Presiden AS Donald Trump menengahi kesepakatan damai antara Kongo dan Rwanda pada bulan Juni sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan Kongo timur dan mendatangkan investasi pertambangan dari Barat.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Perang Saudara Membara! 40 Orang Tewas Dibantai Dalam Gereja