Jakarta, CNBC Indonesia - Pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga penutupan pabrik tekstil dan produk tekstil (TPT) di Tanah Air dikabarkan masih terus berlanjut. Hal ini menarik perhatian Komisi VII DPR turun tangan dan mengambil tindakan,
Anggota komisi VII DPR RI Novita Hardini mengungkapkan, permasalahan tekstil yang berlarut-larut membuat DPR mengambil sikap untuk membentuk panitia kerja (panja).
"Kita sedang mendalami melakukan kajian-kajian lebih komprehensif, komisi VII sedang membuat RUU tekstil, kita tunggu aja karena sudah dibentuk panja. Ada juga panja yang kita lakukan dalam masa persidangan ini, dalam tahun ini sama panja tentang RUU tekstil, kedua panja tentang penghapusan piutang macet pada UMKM. Itu salah satu kinerja kami sebagai anggota DPR RI," katanya di gedung DPR RI.
Ditanya kapan RUU tersebut keluar, Ia menyebut bakal dalam waktu cepat, namun Ia enggan mengungkapkan secara rinci, termasuk kapan panja bakal bekerja.
"Secepatnya kita upayakan (merampungkan RUU tekstil). Lagi ditentukan panja siapa-siapa aja orangnya," ujar Novita.
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengungkapkan, fenomena pabrik tekstil bertumbangan hingga tutup operasi berlanjut di 2025. Dia mengatakan, ada 2 pabrik tekstil yang memproduksi benang, telah mengumumkan penutupan pabrik. Selain itu, satu perusahaan terkait tekstil, yang memproduksi sepatu merek internasional, juga mengumumkan rencana PHK massal di pabriknya.
"Awal tahun 2025 sudah ada perusahaan yang plan PHK. Lokasinya ada di Kabupaten Tangerang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Bandung. Yang di Kabupaten Bandung mau tutup, PHK 900-an pekerja dan yang di Subang, mau tutup, PHK sekitar 750 pekerja. Kedua perusahaan ini memproduksi benang," kata Ristadi kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/1/2025).
"Penyebabnya masih sama, barang produksi tidak laku dan tidak ada pesanan dari buyer," imbuhnya.
Penutupan pabrik benang ini seakan mengonfirmasi, gelombang badai buruk di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional masih belum reda.
Industri TPT Tren Meningkat
Namun, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memiliki pandangan berbeda.
"Saya ngga mau masuk detil itu dulu, saya takut salah karena saya ga punya datanya. Tapi informasi yang beredar (tren tekstil) akan naik, kadang saya cek data 2018, 2019 dan diakumulasi," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Taufik Bawazier dalam rapat kerja Komisi VII DPR RI, Kamis (23/1/2025).
Sebaliknya Taufik mengklaim industri tekstil bakal mengalami peningkatan. Terbaru, ujarnya, ada investor asing yang bakal membangun 3-4 pabrikan metyl ethelyen glikol (MEG) di Kalimantan yang bakal menjadi sumber hulu industri tekstil
"Saya kira sekarang tekstil udah mulai ada optimisme," ujar Taufik.
"Makanya saya akan sensus, ngga mungkin dapat gambaran riil kalau ngga liat secara menyeluruh. Yang kami harap akan terjadi recovery baru stabil baru growth," lanjutnya.
Foto: Anggota komisi VII DPR RI Novita Hardini. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Anggota komisi VII DPR RI Novita Hardini. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AI Bikin 41% Perusahaan PHK Karyawan, Gimana Nasib Tekstil RI?
Next Article Badai PHK Hantam Indonesia, 3 Sektor Ini yang Paling Menderita