FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
03 August 2025 19:10

Perusahaan tambang tembaga milik negara Chili, Codelco, mengonfirmasi kematian pekerja kedua yang terjebak dalam insiden runtuhnya terowongan tambang El Teniente setelah gempa bumi kuat mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (31/7). Kabar duka tersebut diumumkan oleh Manajer Umum El Teniente, Andrés Music, pada Sabtu (2/8/2025). (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Lima pekerja diketahui terjebak setelah gempa bermagnitudo 4,2—salah satu yang terbesar yang pernah tercatat di area tambang tersebut—menyebabkan sebagian terowongan bawah tanah runtuh sekitar pukul 17.30 waktu setempat. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Upaya penyelamatan terus dilakukan sejak saat itu. Hingga Sabtu, tim telah membersihkan lebih dari 20 meter dari total 90 meter terowongan yang harus dilalui untuk mencapai lokasi di mana para pekerja diyakini berada. Pembersihan dilakukan dengan alat berat, dengan kecepatan 15 hingga 20 meter per 24 jam. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

"Kami belum dapat melakukan kontak langsung dengan para pekerja yang terjebak," kata Music. Ia menambahkan bahwa ada kemungkinan para pekerja berlindung di area dekat dinding putar balik truk, yang menjadi titik fokus pencarian. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Para anggota keluarga penambang yang terjebak masih menunggu di area tambang El Teniente. Proses evakuasi dipersulit oleh struktur tambang yang kompleks serta ketidakpastian kondisi di dalamnya. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Hingga berita ini diturunkan, masih ada tiga pekerja yang belum diketahui nasibnya. (REUTERS/Pablo Sanhueza)

Sejumlah warga menggelar acara berkabung dengan menyalakan lilin di pintu masuk kompleks tambang saat tim penyelamat masih melanjutkan upaya untuk menjangkau para penambang yang masih terjebak. Codelco juga menyatakan sedang menyelidiki penyebab insiden ini, apakah berkaitan dengan aktivitas pertambangan atau pergeseran tektonik alami di Chili, negara yang dikenal rawan gempa. (REUTERS/Pablo Sanhueza)