Gencarkan Produksi Migas Nasional, Pertamina Gaet Mitra dari AS-China

2 months ago 21

Jakarta, CNBC Indonesia - SVP Strategy & Investment Pertamina, Henricus Herwin mengungkapkan kondisi ekonomi global, dan tensi yang memanas di beberapa negara akan berdampak pada sektor migas. Di sisi lain, sektor migas diharapkan menjadi salah satu pendorong perekonomian.

"Oleh karena itu, kami menyadari bahwa kami tidak bisa bekerja sendiri. Kami menyadari kemitraan sangat penting dan kami sudah melakukannya," ungkap Henricus dalam acara CNBC Indonesia Road to Outlook - Energy Edition with ExxonMobil dengan tema "Energy Demand and Supply Outlook Through 2050" di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Secara rinci, Henricus menyebut di di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, Pertamina bekerja sama dengan perusahaan migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu, di Blok Jabung dengan PetroChina, Ketapang dengan Petronas, dan ada juga dengan Medco.

Ke depan, Henricus mengatakan Pertamina akan terus melakukan kerja sama dengan perusahaan yang kuat di bidangnya. Dia menyebut akan bekerja sama dengan Cosco yang terbiasa dalam pengeboran laut dalam.

"Kami melihat kemungkinan bekerja sama dengan Exxon, dan di luar negeri kami merencanakan operasi di Malaysia, Eropa, hingga Algeria," rinci Henricus.

Sebelumnya, Henricus juga mengungkapkan strategi perusahaan untuk menjaga ketahanan energi sekaligus menekan emisi dengan menggunakan sumber energi ramah lingkungan. Untuk ketahanan energi, Pertamina memaksimalkan nilai di hulu dan menerapkan fleksibilitas di kilang minyak.

"Dengan begitu, kilang kami bisa memproduksi mulai dari bensin, avtur, hingga produk lainnya," kata Henricus.

Dia juga menegaskan, Pertamina fokus pada biofuel, petrokimia, geothermal, dan teknologi penyimpanan karbon atau CCS (Carbon Capture and Storage). Untuk Biofuel, saat ini yang telah banyak digunakan adalah biosolar. Bahkan, Henricus menegaskan, Indonesia telah mampu memproduksi biosolar secara mandiri dari campuran minyak sawit.

"Kami juga berupaya memproduksi bioetanol untuk avtur, atau disebut juga bioavtur (Sustainable Aviation Fuel/SAF). Jadi kami membuat kilang Pertamina mampu membuat produk-produk (rendah emisi) ini," ujarnya.

Untuk panas bumi, Henricus mengungkapkan Indonesia memiliki potensi yang besar. Misalnya saja, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memiliki potensi panas bumi hingga 3 Giga Watt (GW) yang siap untuk dikembangkan.

Selain itu, Pertamina juga serius mengembangkan teknologi CCS dan siap bertransformasi. Dengan begitu, ketahanan energi bisa tercapai sekaligus menekan emisi.

"Untuk mempersiapkan transformasi ini, baik engineer kami, bagian riset dan pengembangan, hingga mempersiapkan sumber daya manusianya untuk mempersiapkan diri dalam dinamika sektor energi," kata dia.

"Jadi bisa dilihat, misi untuk mengurangi emisi tidak kontras dengan bisnis sektor energi, melainkan dapat menciptakan potensi baru," tambah Henricus.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Minta Pemerintah Awasi Ketat Distribusi HGBT

Next Article Video: Gelar Eco Runfest, Pertamina Ajak Masyarakat Untuk Hidup Sehat

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|