Good Bye! Perang Rusia-Ukraina Segera Tamat Tapi...

2 months ago 23

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang Rusia dan Ukraina sebentar lagi tamat. Setidaknya ini terlihat dari hasil pembicaraan Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi, Selasa.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa mereka setuju untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang di Ukraina. Dalam pertemuan, empat setengah jam di ibu kota Saudi berlangsung, Rusia memperkeras tuntutannya, terutama menegaskan tidak akan menoleransi aliansi NATO yang memberikan keanggotaan bagi Ukraina.

Ini adalah pertama kalinya pejabat AS dan Rusia duduk bersama untuk membahas cara menghentikan konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II (PD 2). Perlu diketahui penghentian perang yang AS danai, termasuk Ukraina, menjadi salah satu program kampanye Trump.

Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz mengatakan kepada wartawan di Riyadh bahwa perang harus berakhir secara permanen dan ini akan melibatkan negosiasi atas wilayah. Hal senada juga ditegakan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.

"Realitas praktisnya adalah akan ada beberapa pembahasan tentang wilayah dan akan ada pembahasan tentang jaminan keamanan," kata Waltz dikutip Reuters, Rabu (19/2/2025).

"Tim tingkat tinggi akan memulai pembicaraan untuk mengakhiri konflik dan akan bekerja secara terpisah untuk memulihkan misi diplomatik masing-masing negara di Washington dan Moskow guna memudahkan pembicaraan ke depannya," tambah Rubio.

"Saya berkeyakinan bahwa Rusia bersedia untuk mulai terlibat dalam proses yang serius. Tetapi bahwa mencapai perdamaian akan melibatkan konsesi dari semua pihak," ujarnya Rubio lagi.

Di kesempatan sama di Arab, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa Moskow tidak akan menerima pengerahan pasukan NATO Ukraina. Bahkan, apa pun bendera yang mereka gunakan untuk beroperasi.

"Tentu saja, ini tidak dapat diterima oleh kami," katanya.

Dalam pembicaraan terpisah, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan di Moskow bahwa tidak cukup bagi NATO untuk tidak menerima Ukraina sebagai anggota. Ia mengatakan aliansi tersebut harus melangkah lebih jauh dengan mengingkari janji yang dibuatnya pada pertemuan puncak di Bucharest tahun 2008 bahwa Kyiv akan bergabung pada tanggal yang tidak ditentukan di masa mendatang.

"Jika tidak, masalah ini akan terus meracuni atmosfer di benua Eropa," katanya.

Tapi....

Meski demikian, sebenarnya pembicaraan itu sendiri tidak mengajak Ukraina di dalamnya. Bahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa ia telah menunda kunjungan ke Arab Saudi yang direncanakan pada hari Rabu hingga bulan depan.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan keputusan tersebut dibuat untuk menghindari pemberian "legitimasi" bagi perundingan AS-Rusia. Kyiv mengatakan perundingan tentang cara mengakhiri perang tidak boleh dilakukan tanpa sepengetahuan Ukraina.

Mengutip laman lain, AFP, sumber Zelensky juga mengatakan setiap pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang harus "adil" dan melibatkan negara-negara Eropa, termasuk Turki. Diketahui, Negeri Erdogan telah menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah sejumlah perundingan Moskow-Kyiv.

"Ini hanya akan memuaskan keinginan Putin," kata seorang pejabat senior Ukraina yang meminta identitasnya dirahasiakan mengacu pada dimulainya perundingan tanpa Ukraina.

Zelenskyy secara konsisten menuntut keanggotaan NATO sebagai satu-satunya cara untuk menjamin kedaulatan dan kemerdekaan Kyiv dari tetangganya yang bersenjata nuklir. Ukraina setuju untuk menyerahkan senjata nuklir era Sovietnya pada tahun 1994 dengan imbalan jaminan kemerdekaan dan kedaulatan di dalam perbatasannya yang ada dari Rusia, AS, dan Inggris.

"Sejauh ini saya belum melihat satu pun bukti bahwa Putin bersedia mengalah sedikit pun untuk menegosiasikan kesepakatan damai," kata mantan diplomat AS, Michael McFaul.

Trump

Sementara itu, Trump merespons hasil sementara pembicaraan Riyadh. Ia "jauh lebih yakin" bakal tercapai sebuah kesepakatan setelah perundingan di Riyadh.

"Saya rasa saya memiliki kekuatan untuk mengakhiri perang ini," ujarnya, dikutip AFP.

Ia juga menegur Kyiv karena mengeluh karena disisihkan dari perundingan. Menurutnya Ukraina seharusnya sudah melakukan negosiasi sejak tiga tahun lalu.

"Hari ini saya mendengar, oh, baiklah, kami tidak diundang. Anda sudah berada di sana selama tiga tahun", kata Trump, mengacu pada perang.

"Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda bisa saja membuat kesepakatan."


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Telpon Putin & Zelenskyy Ajak Akhiri Perang Rusia-Ukraina

Next Article Kemenangan Putin Makin Dekat, Rusia Rebut Kota Penting Ukraina

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|