Google Ambruk, Sumber Duit Bisa Lenyap Diambil Apple

18 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Google mengalami pukulan besar usai rencana Apple menambahkan opsi mesin pencari berbasis AI di browser Safari.

Kabar tersebut membuat saham induk Google, Alphabet Inc, anjlok hingga 7,3% dan menghapus sekitar US$150 miliar (setara Rp2.400 triliun) dari kapitalisasi pasarnya.

Langkah Apple ini berpotensi mengganggu bisnis Google, yang selama ini jadi sumber utama pendapatan iklan digital raksasa teknologi itu.

Menurut sumber Reuters, Apple sedang aktif mengevaluasi ulang Safari dan mempertimbangkan untuk menambahkan penyedia pencarian AI seperti OpenAI dan Perplexity AI.

Eksekutif Apple, Eddy Cue, mengungkap bahwa volume pencarian di Safari justru menurun untuk pertama kalinya bulan lalu, karena pengguna makin beralih ke layanan AI untuk mencari informasi. Hal ini disampaikannya saat bersaksi dalam sidang antimonopoli terkait dominasi Google di pasar pencarian digital.

Sebagai informasi, Google saat ini masih menjadi mesin pencari default di Safari. Untuk posisi tersebut, perusahaan membayar sekitar US$20 miliar per tahun ke Apple atau setara 36% dari pendapatan iklan pencarian Google di platform iPhone, menurut estimasi analis, dikutip dari Reuters, Kamis (8/5/2025).

Namun, eksklusivitas Google di Safari kini terancam. Jika Apple benar-benar menambahkan opsi mesin pencari lain, hal ini bisa memicu eksodus pengiklan dari Google ke alternatif lain, karena dominasi Google di pasar (hampir 90%) mulai tergerus.

Meski demikian, Google tidak tinggal diam. Perusahaan telah memperkenalkan berbagai fitur AI seperti AI Mode dan AI Overviews untuk mempertahankan basis penggunanya.

CEO Sundar Pichai juga menyebut bahwa Google berharap bisa menyepakati kerja sama baru dengan Apple pada pertengahan tahun ini untuk menyertakan teknologi Gemini AI di iPhone terbaru.

Sementara, Eksekutif Apple, Eddy Cue, mengatakan bahwa perusahaan akan menambahkan penyedia pencarian berbasis AI, termasuk OpenAI dan Perplexity AI, sebagai opsi pencarian di masa mendatang.

"(Rencana Apple) juga menunjukkan seberapa pesat kemajuan situs pencarian berbasis AI generatif seperti ChatGPT dan Perplexity," kata Yory Wurmser, analis utama bidang periklanan, media, dan teknologi di eMarketer.

Wurmser juga mengatakan bahwa kesediaan Google membayar puluhan miliar dolar demi tetap menjadi mesin pencari default menunjukkan betapa pentingnya kesepakatan tersebut.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Solusi Redis Bantu Industri Manfaatkan Era "Ledakan Data"

Next Article ChatGPT Down Usai Rilis di iPhone, Penciptanya Cari Cara Perbaiki

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|