Hantu Trumpcession Gentayangan, Dolar Melonjak Tembus Rp 16.400

22 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah sentimen pelemahan ekonomi AS di kuartal I-2025.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,4% di angka Rp16.400/US$ pada hari ini, Selasa (11/3/2025). Posisi ini selaras dengan pelemahan yang terjadi kemarin (10/3/2025) sebesar 0,28%.

Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:56 WIB turun 0,5% di angka 103,46. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 103,84.

Sentimen soal Trumpcession mencuat kepermukaan yang membuat pasar keuangan domestik cenderung tertekan.

Trumpcession sendiri diperkenalkan pekan lalu. Dalam pantauan CNBC Indonesia, Selasa (11/3/2025), Reuters, mulai memakainya saat menggambarkan bagaimana data Atlanta Fed, yang mencatat real time, ekonomi AS, mengisyaratkan PDB negeri itu akan menyusut dengan kecepatan super sejak pandemi.

Estimasi model GDPNow dari Atlanta Fed untuk pertumbuhan tahunan pada kuartal saat ini adalah -2,8% (per 3 Maret 2025), turun dari +2,3% minggu lalu. Sebulan yang lalu, model tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pada periode Januari-Maret mendekati +4,0%.

Perlu diketahui, angka Atlanta Fed merupakan outlier untuk saat ini. Secara historis, angka ini paling bisa diandalkan dan angka negatif tak mungkin muncul begitu saja

"Banyak indikator ekonomi yang lemah, seperti survei sentimen, telah sangat lemah dalam beberapa minggu terakhir, dan beberapa indikator aktivitas ekonomi yang kuat juga menunjukkan tanda-tanda penurunan," muat Reuters menjelaskan dalam analisisnya.

"Sentimen konsumen pada bulan Januari mengalami kemerosotan paling parah dalam tiga setengah tahun, penjualan ritel turun paling tajam dalam hampir dua tahun, pengeluaran riil turun pada tingkat tercepat sejak awal tahun 2021, dan raksasa ritel Walmart telah memperingatkan akan tahun yang sulit di depan," tambahnya.

"Mungkin tidak mengherankan bahwa indeks kejutan ekonomi AS oleh (lembaga) Citi telah merosot ke wilayah negatif, mencapai titik terendah sejak September."

Data ini kemudian dihubungkan dengan tingginya tingkat ketidakpastian yang diciptakan oleh agenda Presiden AS Donald Trump. Mulai dari proteksionisme perdagangan khususnya tarif, kedekatannya yang tampak semakin erat dengan Rusia dan jarak dari sekutu tradisional seperti Eropa, dan efisiensi DOGE (Departemen Efisiensi Pemerintah) yang digunakan untuk belanja dan memangkas tenagakerja federal.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Gagal Menguat di Tengah Pelemahan Indeks Dolar AS

Next Article Siap Siap Keputusan BI Hari Ini, Akankah Jadi Juru Selamat Rupiah?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|