Harianjogja.com, SLEMAN—Kementerian Transmigrasi akhirnya hanya memberikan kuota transmigrasi sebanyak 15 KK untuk Provinsi DIY pada 2025. Kuota itu telah dibagi ke empat kabupaten/ kota di DIY. Hanya Kabupaten Sleman yang tidak mendapat alokasi.
Kepala Bidang Pelindungan dan Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kesempatan Kerja, dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY, Elly Supriyanti, mengatakan kuota transmigrasi memang hanya diberikan untuk empat kabupaten/kota di DIY pada 2025.
Rinciannya, Kabupaten Bantul mendapat kuota tiga KK, Kulonprogo, lima KK, Gunungkidul tiga KK, dan Kota Jogja empat KK. Daerah penempatan ada di Torire, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah dan Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Elly tidak menjelaskan secara detail alasan Sleman tidak mendapat alokasi kuota. Dia hanya mengatakan realokasi kuota dari Pemerintah Pusat menjadi penyebabnya. Padahal, Provinsi DIY direncanakan mendapat kuota 35 KK.
“Sleman tidak dapat soalnya memang ada pengurangan alokasi jumlah penempatan transmigran yang diberangkatkan. Tahun ini DIY hanya dapat 15 KK saja,” kata Elly dihubungi, Jumat (19/9/2025).
BACA JUGA: Perahu Nelayan Terbalik di Pantai Depok Bantul, Dua ABK Selamat
Di Kabupaten Sleman, ternyata ada 27 KK yang masuk daftar tunggu keberangkatan dan delapan KK direncanakan berangkat pada 2025. Dengan pengurangan kuota transmigrasi, delapan KK itu harus menunggu paling tidak setahun lagi.
Ditemui di kantornya, Kepala Disnaker Sleman, Epiphana Kristiyani, membenarkan bahwa Sleman tidak mendapat kuota transmigrasi pada 2025. Dia hanya mengikuti keputusan Kementerian Transmigrasi.
“Saya tidak perlu menjawab alasannya nanti malah saya kena komplain; yang jelas Sleman tidak dapat kuota tahun ini,” kata Epiphana, Jumat (19/9/2025).
Ada lima program unggulan transmigrasi, antara lain Trans Tuntas, Transmigrasi Lokal, Patriot, Karya Nusantara, dan Goyong Royong.
Program transmigrasi yang Epiphana maksud adalah Karya Nusantara. Program ini berfokus pada pengembangan ekonomi berbasis potensi kawasan transmigrasi untuk menciptakan lapangan kerja berkelanjutan.
Tidak hanya membangun infrastruktur, program ini mendorong tumbuhnya industri unggulan lokal seperti pertanian, perikanan, pengolahan, dan pariwisata, melalui kemitraan dengan dunia usaha, pelatihan SDM, dan pembangunan sentra ekonomi.
Dalam situs transmigrasi.go.id, disampaikan bawah tujuan Trans Karya Nusa adalah menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang kompetitif dan berdaya saing di tingkat nasional maupun global.
Epiphana juga menyinggung pembangunan Kabupaten Sleman yang pesat dan lebih maju daripada sejumlah daerah di Indonesia. Hal ini menurut dia juga memengaruhi keputusan pemberian kuota transmigrasi. Selama ini permintaan untuk daerah penempatan paling banyak adalah Pulau Kalimantan.
“Seperti Transmigrasi Lokal itu tentunya memprioritaskan KK miskin di daerah setempat [daripada KK miskin daerah lain],” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News