Harga Minyak Melejit Jelang Pertemuan OPEC+

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak dunia kembali mencatat reli tajam, bahkan menjadi kenaikan harian terbesar dalam enam pekan terakhir. Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Rusia serta ekspektasi pasar menjelang pertemuan OPEC+ kembali menjadi bahan bakar penguatan harga.

Mengacu data Refinitiv pada Rabu pagi (30/7/2025) pukul 10.10 WIB, harga minyak Brent kontrak Oktober 2025 (LCOc1) naik tipis ke US$72,54 per barel. Brent kini telah naik hampir 6% dalam tiga hari terakhir. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak September 2025 (CLc1) berada di US$69,16 per barel, mendekati level tertinggi dalam sebulan terakhir.

Kenaikan harga minyak dipicu oleh pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump yang mengancam akan menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia apabila tak tercapai kesepakatan gencatan senjata dengan Ukraina dalam 10 hari ke depan. Trump bahkan menyebut sanksi bisa berupa "tarif dan sebagainya" tanpa mengkhawatirkan dampaknya terhadap pasar minyak global.

"Saya sama sekali tidak khawatir," kata Trump saat berbicara kepada wartawan di dalam Air Force One usai kunjungan ke Skotlandia. "Negara kita punya begitu banyak minyak. Kita tinggal tingkatkan produksi, bahkan lebih jauh lagi."

Pernyataan Trump tersebut memicu kekhawatiran pasar bahwa sanksi tambahan akan memperketat pasokan global, khususnya bila AS menyasar negara-negara pembeli minyak Rusia lewat sanksi sekunder. Di sisi lain, pasar juga mempertanyakan seberapa serius Trump akan melaksanakan ancaman ini, mengingat posisinya yang selama ini mendukung harga minyak tetap rendah.

Katalis lain datang dari tenggat waktu kesepakatan dagang yang ditetapkan AS, serta pertemuan penting OPEC+ yang akan digelar awal Agustus. Pasar akan mencermati keputusan organisasi terkait kuota produksi untuk bulan September, seiring dengan ekspektasi pemangkasan produksi lanjutan guna menjaga harga tetap stabil.

Dengan harga minyak kini kembali mendekati level tertinggi Juli, investor dan pelaku pasar bersiap menghadapi potensi volatilitas tinggi dalam beberapa hari ke depan, terutama jika tensi politik AS-Rusia dan arah kebijakan OPEC+ kembali memanas.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article OPEC+ Umumkan Kesepakatan Baru, Siap-Siap Harga Minyak Turun!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|