Heboh Pabrik iPhone Blak-blakan Mau Ganti Manusia Pakai Robot

10 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Chairman Foxconn, Young Liu, secara blak-blakan menyebut tenaga kerja manusia bergaji rendah akan tergantikan oleh robot dan kecerdasan buatan atau AI. Hal ini diungkap dalam pidatonya di ajang Computex 2025 di Taipei.

Dalam laporan The Register, Liu mengklaim sekitar 80% pekerjaan konfigurasi alat produksi baru kini dapat dilakukan oleh perangkat lunak berbasis AI dengan kecepatan yang jauh melampaui kemampuan manusia.

Meski belum bisa menggantikan semua peran, kombinasi "otak dan robot" dinilai mampu meningkatkan efisiensi di pabrik.

"Perpaduan antara otak dan robot tidak bisa menggantikan semua peran manusia,kami sudah mencobanya. Tapi ini mempercepat proses pemecahan masalah di lantai pabrik," ujar Liu, dikutip dari 9to5Mac, Kamis (22/5/2025).

Namun, kemajuan teknologi ini datang dengan konsekuensi besar. Liu menyebutkan bahwa negara-negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) rendah akan paling terdampak oleh otomasi ini. Menurutnya, ketika suatu negara menjadi lebih makmur, pekerjaan bergaji rendah akan digantikan oleh AI generatif dan robotika.

"Saya pikir ini adalah tantangan nyata bagi semua negara maju. Saya menyerukan agar para pemimpin negara-negara tersebut mencermati perkembangan ini dengan sangat hati-hati," terangnya.

Foxconn Punya AI Sendiri

Perusahaan perakit iPhone itu ternyata tidak hanya mengandalkan teknologi pihak ketiga. Liu mengumumkan bahwa perusahaannya tengah mengembangkan versi tersendiri dari model AI Llama 3 dan 4 buatan Meta.

Model tersebut diberi nama FoxBrain dan difokuskan pada tugas-tugas pabrik yang spesifik dan teknis. Foxconn berencana merilisnya sebagai open source, meskipun belum ada tenggat waktu yang diumumkan.

Hingga saat ini, Foxconn masih menjadi mitra utama Apple dalam merakit iPhone, terutama di China. Meski Apple mulai merambah produksi ke India, Vietnam, dan Brasil, China tetap unggul dalam hal efisiensi, skala, dan biaya tenaga kerja yang relatif rendah.

Namun, jika AI dan robot mulai mendominasi proses manufaktur, ketergantungan Apple pada tenaga kerja murah bisa berkurang. Ini membuka peluang bagi perusahaan untuk mempertimbangkan produksi di negara-negara dengan biaya lebih tinggi, meski hal ini akan menghadapi tantangan besar terutama dalam menandingi ekosistem manufaktur kompleks milik China.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Marak Pencurian Data, Begini Solusi Keamanan Super Canggih AMD

Next Article Video: Disebut Akan Gantikan Labubu, Jepang Rilis Robot Canggih

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|