Jakarta, CNBC Indonesia - Di wilayah McMurdo Sound, Antartika, hidup sebuah spesies spons yang dikenal sebagai spons gunung berapi raksasa (Anoxycalyx joubini).
Mereka termasuk dalam hewan tertua di planet ini, diperkirakan usianya mencapai 15.000 tahun
Spons merupakan hewan invertebrata yang tidak bergerak. Ia juga bagian penting dari ekosistem tempat mereka tinggal, sebab selain juga menyediakan tempat berlindung bagi hewan lain yang lebih kecil, mereka juga luar biasa kuat.
Anoxycalyx joubini dapat tumbuh hingga 1,5 meter dengan diameter dan tinggi 1,95 meter. Mereka hidup di kedalaman antara 15 meter dan 144 meter.
"Jenis kerangka spons beradaptasi dengan baik pada habitatnya, memungkinkannya untuk hidup di permukaan yang keras dan berbatu atau sedimen lunak seperti pasir dan lumpur," National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan.
"Beberapa spons bahkan menempel pada puing-puing yang mengambang! Jarang sekali mereka ditemukan mengambang bebas," tambah lembaga tersebut.
Saat air menyaring melalui bagian luar spons yang berpori, spons akan bergerak, menerima makanan dan oksigen, serta membuang limbah.
Di dalam spons, struktur kecil seperti rambut yang disebut flagela menciptakan arus untuk menyaring bakteri dari sel spons dan menjebak makanan di dalamnya.
Struktur kerangka yang kuat membantu spons menahan volume air yang tinggi yang mengalir melaluinya setiap hari.
Selain berpotensi menjadi hewan pertama yang muncul di planet ini, spons juga dapat menjadi spesies tertua yang masih hidup di Bumi.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap umur panjang ini adalah lingkungan yang dingin dan konsisten, yang juga berfungsi untuk memperlambat metabolisme hewan ini.
Satu individu ditemukan berusia sekitar 23.000 tahun, menurut model pertumbuhan tim tersebut. Menurut perkiraan tertinggi yang mengatakan bahwa hewan yang juga dikenal sebagai Scolymastra joubini ini dapat hidup selama 40.000 tahun. Namun, usia tersebut mungkin agak terlalu tua, menurut analisis lebih lanjut.
Dengan beroperasi pada skala waktu seperti itu, para ilmuwan memikirkan tidak hanya implikasi biologis tetapi juga mempertimbangkan peristiwa geologis.
Fluktuasi permukaan laut yang terkait dengan glasial maksimum terakhir (LGM -18.000-22.000 tahun lalu) mungkin telah membuat lokasi joubini 2m-S. 'tinggi dan kering' karena permukaan laut selama LGM adalah 105-130 m lebih rendah dari saat ini.
"Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada invertebrata laut di paparan Laut Ross yang dapat berusia lebih dari ~15.000 tahun," ahli biologi kelautan Susanne Gatti menjelaskan dalam sebuah makalah tahun 2002.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Inovasi Teknologi Menuju Transformasi Industri Berkelanjutan
Next Article Gletser Kiamat di Kutub Utara Ungkap Nasib Ngeri Menanti Manusia