REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, ada sebuah hadits tentang seseorang yang berada dalam goa, dari riwayat Umar bin Khattab Radhyialahu anhu. Umar bin Khattab mengatakan bahwa dirinya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda.
"Bahwa ada tiga orang sebelum kalian yang melakukan perjalanan, mereka menemukan sebuah goa dan memasukinya. Tiba-tiba jatuh batu besar dari gunung yang menutupi mulut goa. Mereka berkata: Sungguh tidak akan ada yang menyelamatkan kalian dari goa ini selain kalian memohon kepada Allah SWT dengan perantara amal-amal saleh kalian."
Tidak ada kode iklan yang tersedia."Seseorang dari mereka berdoa dengan mengatakan: Ya Allah, aku memiliki kedua orang tua yang sudah sangat renta tuanya. Aku tidak memberi minum kepada anggota keluargaku kecuali setelah mereka berdua, (dan seterusnya). Setelah masing-masing dari mereka bertiga menyebutkan amal salehnya, mereka mengucapkan doa: Allaahumma in kuntu qad fa'altu dzaalikab tighaa-a wajhika, faf-farrij 'annaa maa nahnu fiihi."
"Kemudian, menjadikan batu itu bergeser pada tiap-tiap doa dari mereka, hingga jadilah terbuka semua mulut goa akibat dari doa mereka, kemudian mereka keluar dari goa."
Al-Qadli Husaian, ulama dari kalangan Syafi'iyah dan ulama lainnya mengatakan dalam permasalahan sholat Istisqa, makna ucapannya disunnahkan ketika dalam keadaan kemarau yang sangat untuk berdoa dengan perantara amal-amal saleh. Oleh karenanya jadikanlah dalil dengan ucapan ini, meskipun terkadang dikatakan dalam ucapan ini terdapat sesuatu yang ganjil, karena dalam ucapan ini meninggalkan rasa butuh kepada Allah SWT dan yang dicari dalam berdoa adalah rasa butuh kepada Allah SWT. Akan tetapi dalam hadits Nabi Muhammad SAW menyebutkan pujian kebaikan pada orang yang melakukan demikian. Ini adalah bukti kebenaran apa yang dilakukan mereka. Semoga Allah selalu memberikan taufik.
Dijelaskan dalam Kitab Induk Doa dan Zikir dari Kitab Al-Adzkar Imam An-Nawawi, termasuk suatu hal yang bagus dari apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dalam berdoa. Sebuah hikayat dari al-Awza'iy rahima-hullah, dia mengatakan, orang-orang pada waktu itu keluar untuk meminta hujan, telah berdiri di antara mereka Bilal bin Sa'id, kemudian dia mensucikan Allah SWT dan memuji kepada-Nya, kemudian dia berkata, "Wahai orang-orang yang hadir, apakah kalian mengaku bahwa kalian telah berbuat dosa?" Mereka menjawab: "lya."
Dia mengucapkan, "Ya Allah kami telah mendengar bahwa Engkau telah berfirman: Tidak ada jalan sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
لَيْسَ عَلَى الضُّعَفَاۤءِ وَلَا عَلَى الْمَرْضٰى وَلَا عَلَى الَّذِيْنَ لَا يَجِدُوْنَ مَا يُنْفِقُوْنَ حَرَجٌ اِذَا نَصَحُوْا لِلّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ مَا عَلَى الْمُحْسِنِيْنَ مِنْ سَبِيْلٍ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌۙ
. . . . . Tidak ada jalan apa pun untuk (menyalahkan) orang-orang yang berbuat baik. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS At-Taubah Ayat 91)
Dia melanjutkan, "Dan kami telah mengaku bahwa kami telah melakukan dosa, apakah pengampunan-Mu untuk kami dari yang sepadan dengan kesalahan kami? Ya Allah, ampunilah kami, rahmatilah kami, dan siramilah air hujan kepada kami."
Kemudian mereka mengangkat kedua tangannya dan setelah itu turunlah hujan. Dalam makna hikayat ini ada syair yang melantunkan, "Aku pendosa kesalahan, sedangkan rahmat itu luas. Andai saja tidak ada dosa, bagaimana terjadi pemaafan?"

3 hours ago
1










































