Hubungan Inggris dan Eropa Meradang Gegara Keju dan Susu, Ada Apa?

10 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara Inggris dan Uni Eropa (UE) meradang. Keduanya panas karena keju dan susu.

Hal ini akibat larangan impor yang diberlakukan Inggris. Sejak April, Inggris melarang warganya membawa semua keju, produk susu dan berbagai macam daging dari UE, bahkan untuk konsumsi pribadi.

Larangan tersebut diperlukan untuk mencegah kemungkinan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di antara ternak Inggris. Wabah dilaporkan telah menyebar di Eropa awal tahun ini.

Para wisatawan Inggris yang bepergian ke benua Eropa telah diperingatkan untuk tidak membawa pulang bahan makanan seperti keju, chorizo, ham Serrano, atau roti lapis yang mengandung berbagai macam "produk terlarang". Ini pun berlaku bagi makanan yang disegel atau dibeli di toko bebas bea di bandara.

Larangan tersebut juga berlaku untuk kue, biskuit, dan cokelat yang mengandung produk susu mentah atau krim segar dalam jumlah tinggi. Mereka yang kedapatan membawa barang terlarang diberitahu bahwa mereka harus menyerahkannya di perbatasan atau barang tersebut akan disita dan dimusnahkan, dengan dikenakan denda sebesar £5.000 (sekitar Rp 111 juta).

Meski begitu, larangan yang diberlakukan Inggris tidak berlaku untuk impor pangan komersial. Karena produk tersebut harus menjalani persyaratan biosekuriti yang lebih ketat, seperti perlakuan panas dan sertifikat kesehatan hewan, kata Inggris.

Hal ini pun mendapat kecaman dari negara UE, Prancis misalnya. Toko-toko keju di Paris mengatakan pembatasan tersebut telah berdampak pada penjualan ke basis pelanggan yang vital.

"Turis sangat penting, terutama orang Inggris," ujar Alexandre Vilaca, pendiri dan manajer Fromagerie Ferdinand di Paris, mengutip CNBC International, Selasa (28/10/2025).

"Beberapa tahun terakhir ini, sangat penting untuk memiliki klien dari Inggris. Kami mengemas keju dalam vakum agar mereka dapat dengan mudah bepergian ke Inggris, dan kami mulai memiliki klien tetap yang biasa mampir ke toko kami untuk membawa beberapa hadiah kepada keluarga dan teman-teman ... Tetapi beberapa bulan yang lalu, klien memberi tahu saya bahwa membawa keju pulang dilarang," ujarnya.

"Dan itu berdampak besar pada penjualan kami kepada klien dari Inggris," tambahnya.

Ia mengatakan larangan tak masuk akal. Mengingat, otoritas Prancis sangat ketat dalam hal kontrol sanitasi dan pemeriksaan rutin terhadap produsen keju, produk, dan distribusi mereka.

"Produsen keju Inggris yang bekerja sama dengan Vilaca juga merasa kesal dengan larangan tersebut," ujarnya.

Larangan sementara masuk atau keluarnya produk makanan kontinental dari Inggris atau sebaliknya, bukanlah hal baru. UE juga pernah memberlakukan larangan permanen bagi warga Inggris yang membawa produk hewani dan susu, untuk konsumsi pribadi, ke blok tersebut setelah Brexit dengan alasan yang sama untuk mencegah penyebaran penyakit, di 2016.

PMK merupakan masalah serius bagi benua yang erat seperti Uni Eropa karena dapat menyebar dengan sangat cepat, terutama mengingat pasar pertanian yang saling terhubung dan beragamnya jalur penularan di kawasan tersebut. PMK tidak menimbulkan risiko bagi manusia, tetapi sangat menular pada sapi, domba, dan babi.

Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di antara ternak, dengan konsekuensi yang sangat buruk. Wabah PMK terkonfirmasi di Jerman, Hongaria, dan Slovakia awal tahun ini.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Pemerintah Buka Keran Impor Sapi Bunting Sampai 250.000 Ekor

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|