IHSG Masih Kuat Nanjak, Saham Bank Jumbo Jadi Pendorong

2 months ago 33

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali bergairah pada perdagangan sesi I Kamis (23/1/2025), di tengah terus membaiknya sentimen pasar global hingga hari ini.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,68% ke posisi 7.306,73. IHSG berhasil kembali ke level psikologis 7.300, di mana terakhir IHSG berada di level psikologis tersebut pada perdagangan 13 Desember 2024.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6,4 triliun dengan volume transaksi mencapai 8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 868.685 kali. Sebanyak 300 saham naik, 241 saham turun, dan 257 saham cenderung stabil.

Secara sektoral, sektor energi menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 1,15%.

Sementara dari sisi saham, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni mencapai 10,3 indeks poin.

Selain itu, tiga saham perbankan raksasa juga menopang IHSG di sesi I hari ini yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 10,3 indeks poin, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 9,1 indeks poin, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 5 indeks poin.

Berikut saham-saham penopang IHSG di sesi I hari ini:

IHSG kembali cerah di tengah makin membaiknya sentimen pasar global hingga hari ini, di mana tekanan terhadap pasar keuangan domestik relatif kecil pada hari ini.

Kondisi ini diharapkan bisa menjadi angin segar untuk meneruskan reli di IHSG. Namun, pelaku pasar harus tetap mewaspadai perkembangan ekonomi yang bisa menjadi penentu pergerakan IHSG.

Kombinasi faktor global dan domestik memberikan angin segar bagi pasar saham. Di Amerika Serikat (AS), rekor baru S&P 500 dan Nasdaq menunjukkan optimisme terhadap teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Sementara di Indonesia, penguatan IHSG didukung oleh kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan harapan terhadap musim laporan keuangan.

Meskipun tantangan masih ada, seperti tekanan dari penguatan dolar AS dan proteksionisme perdagangan, tetapi langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan emiten memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan pasar di 2025.

Sebelumnya, pemerintah melalui revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023, mewajibkan eksportir untuk menempatkan 100% DHE di dalam negeri mulai 1 Maret 2025. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan pasokan dolar di dalam negeri, sehingga rupiah lebih tahan terhadap tekanan eksternal.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjamin bahwa kebijakan ini tidak akan membebani eksportir.

Pemerintah telah menyiapkan instrumen keuangan yang kompetitif, termasuk bunga yang lebih rendah dibandingkan negara lain.

Selain itu, pemerintah tengah merancang berbagai insentif untuk mendukung kelancaran ekspor, sehingga daya saing perdagangan Indonesia tetap terjaga.

Di lain sisi, musim rilis kinerja keuangan emiten di Indonesia pada 2024 sudah dimulai. Kinerja positif dari laporan keuangan perusahaan besar diperkirakan akan meningkatkan kepercayaan investor.

Tak hanya itu saja, valuasi IHSG yang menarik dan imbal hasil dividen yang tinggi menjadi daya tarik bagi investor asing.

Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim, optimistis bahwa prospek IHSG akan tetap positif meski volatilitas pasar diperkirakan tinggi pada semester pertama 2025.

Fokus kebijakan pemerintah pada penguatan sektor energi dan infrastruktur juga diperkirakan memberikan dukungan tambahan bagi pasar domestik

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos BEI: Bursa RI Memiliki Daya Saing Tinggi di Tingkat Global

Next Article IHSG Dibuka Ambles, Turun ke Level 7.335

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|