Indonesia Tuntaskan IEU-CEPA dan ICA-CEPA, Rosan: Bukti Diplomasi Ekonomi Kita Diakui Dunia

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan capaian penting Indonesia dalam memperkuat posisi ekonomi global melalui penyelesaian dua perjanjian dagang besar. Setelah delapan tahun negosiasi, pemerintah akhirnya berhasil memfinalisasi European Union–Indonesia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Dalam waktu hampir bersamaan, Indonesia juga menandatangani kerja sama serupa dengan Kanada melalui Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA).

Rosan menegaskan, keberhasilan tersebut menunjukkan kemampuan diplomasi ekonomi Indonesia di tengah dinamika geopolitik dan geokonomi dunia. Langkah ini, kata dia, menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam memperluas pasar ekspor dan memperkuat fondasi investasi nasional yang berorientasi jangka panjang.

“Negosiasi IEU-CEPA telah berlangsung selama delapan tahun, dan Alhamdulillah dapat kita finalisasi setelah pertemuan langsung dengan pimpinan Uni Eropa di Brussels,” ujar Rosan dalam acara Investor Daily Summit 2025 di Jakarta, Rabu (8/10/2025).

Ia menambahkan, selain IEU-CEPA, Indonesia juga menuntaskan penandatanganan ICA-CEPA dengan Kanada sekitar dua hingga tiga pekan sebelumnya. Kedua perjanjian tersebut, menurut Rosan, membuka jalan bagi peningkatan ekspor, kerja sama industri, dan investasi lintas sektor yang bernilai strategis bagi Indonesia. Tahapan berikutnya kini menunggu proses ratifikasi oleh DPR.

Pemerintah, lanjutnya, terus mempercepat berbagai kesepakatan ekonomi internasional lainnya di tengah ketegangan global yang memengaruhi perdagangan dunia. Indonesia, jelas Rosan, menempuh langkah proaktif dengan berpartisipasi dalam sejumlah inisiatif multilateral seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), BRICS, dan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

Di sisi lain, Indonesia juga tengah menjalani proses aksesi untuk bergabung dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Rosan menyebut langkah ini sebagai bentuk komitmen Indonesia terhadap prinsip kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, sekaligus upaya memperkuat kredibilitas ekonomi di tingkat global.

Sebagai CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan menilai keterlibatan aktif Indonesia dalam berbagai forum ekonomi dunia memiliki nilai strategis bagi sektor swasta nasional. Melalui instrumen investasi negara seperti Danantara, pemerintah mendorong peningkatan peran pelaku usaha dalam pembiayaan proyek-proyek prioritas serta memperluas akses terhadap sumber modal internasional.

Ia menilai, penguatan jejaring global ini akan berdampak langsung pada peningkatan kualitas investasi di dalam negeri. Setiap perjanjian yang disepakati, menurutnya, tidak hanya bertujuan mendongkrak angka investasi semata, tetapi juga untuk memastikan manfaat ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.

Rosan optimistis, langkah pemerintah dalam menuntaskan berbagai perundingan ekonomi internasional akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara. Dengan kontribusi sekitar 40 persen terhadap ekonomi ASEAN dan potensi pasar domestik yang besar, Indonesia dinilai memiliki peran alamiah sebagai pemimpin regional yang mampu menavigasi tantangan global dengan kebijakan ekonomi yang terbuka dan berimbang.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|