Ini Alasan Skor Investasi-Bisnis RI Kalah dari Singapura dan Vietnam

2 months ago 25

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank merilis laporan B-Ready 2024. Ini adalah laporan Bank Dunia yang memuat penilaian mengenai iklim bisnis dan investasi di 50 ekonomi utama dunia. Dalam laporan B-Ready 2024, skor Indonesia mencapai level 63.

Posisi Indonesia tersebut masuk ke dalam tiga besar di antara negara-negara Asia Tenggara. Posisi pertama ditempati oleh Singapura dan kedua, adalah Vietnam.

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membeberkan bahwa Indonesia berada di bawah skor Singapura dan Vietnam.

"Kita kalau dilihat memang skornya itu kurang lebih 63. Yang dimana adalah nomor 3 di ASEAN sesudah Singapura dan Vietnam," ujarnya, Senin (10/2/2025).

Adapun, dia mengatakan penilaian tersebut setidaknya berdasarkan 3 faktor yakni kerangka regulasi, layanan publik, hingga efisiensi operasional. Rosan menyebutkan Indonesia setidaknya masih perlu menyempurnakan ketiga aspek tersebut. Yang pasti, Rosan mengatakan pihaknya selalu berupaya untuk meningkatkan investasi dalam negeri.

"Dan ini akan menjadi evaluasi dari kami semua. Dan saya juga akan berbicara dengan kementerian-kementerian lainnya Yang memang berhubungan erat di dalam peningkatan iklim investasi, dan juga meningkatkan competitiveness di Indonesia," tambahnya.

Skor lain yang perlu ditingkatkan di Indonesia, lanjut Rosan, adalah perihal jangka waktu masuknya bisnis di Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia terhitung lama dalam mengizinkan bisnis masuk dalam negeri yakni mencapai 65 hari.

Normalnya, jelas Rosan, sebuah negara hanya perlu waktu 1-3 hari untuk memudahkan investasi masuk di sebuah negara.

"Nah ini mungkin salah satu hal yang kita akan tingkatkan Karena kalau orang mau berbisnis aja waktunya lama, nah ini yang harus kita assess. memang ini melibatkan kementerian lain Tapi saya yakin dengan masukan ini kita akan duduk bersama dengan kementerian-kementerian lainnya," katanya.

Sebagai catatan, laporan B-Ready menggantikan laporan Doing Business Bank Dunia yang sebelumnya bermasalah. Laporan B-Ready ini mencakup 3 pilar, yakni kerangka regulasi, pelayanan publik dan efisiensi operasional.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: "Senjata" Vietnam Yang Ancam Ekonomi RI & Jadi Penguasa ASEAN

Next Article Sri Mulyani Ajak Bank Dunia Selamatkan RI dari Middle Income Trap

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|