Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan sesi I Jumat (24/1/2025), setelah kemarin ditutup di zona merah dan pada hari ini investor masih mencermati beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan pasar saham RI.
IHSG dibuka menguat 0,29% ke posisi 7.253,37. Selang lima menit setelah dibuka, penguatan IHSG cenderung terpangkas yakni naik tipis 0,05% ke 7.236,13.
Nilai transaksi IHSG pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 937 miliar dengan volume transaksi mencapai 828 juta lembar saham dan ditransaksikan sebanyak 84.432 kali.
IHSG diproyeksikan sedikit volatil menjelang libur panjang pekan depan. Sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri diproyeksi akan menggerakkan pasar hari ini mulai dari event World Economic Forum, Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), efisiensi belanja pemerintah hingga kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sementara itu, pasar saham AS kembali bergairah, menunjukkan keyakinan pasar terhadap sektor teknologi, terutama kecerdasan buatan atau AI.
Namun, kebijakan ekonomi pemerintahan Trump yang kini kembali menjabat memunculkan kekhawatiran baru. Pendekatan proteksionis dan revisi hubungan perdagangan global menjadi tantangan bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Trump telah berpidato di Pertemuan Tahunan World Economic Forum 2025 digelar 20-24 Januari 2025 di Davos, Swiss, dengan tema "Kolaborasi untuk Era Cerdas."
Dalam pidatonya, Trump mengungkapkan sejumlah pernyataan penting mulai dari permintaannya agar suku bunga turun, tekadnya mengakhiri perang Rusia-Ukraiina, hingga rencana perang dagang.
Dalam pidatonya, Trump melancarkan serangan pertamanya kepada bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Dia mengatakan akan memberikan tekanan untuk menurunkan suku bunga.
Berbicara melalui video, Trumptidak menyebutkan The Fed secara langsung, tetapi dengan jelas menyatakan bahwa dia akan mendorong penurunan suku bunga.
"Saya akan menuntut agar suku bunga diturunkan segera. Dan demikian juga, suku bunga seharusnya turun di seluruh dunia. Suku bunga harus mengikuti kita di seluruh dunia." tutur Trump, dikutip dari CNBC International.
Komentar ini merupakan serangan awal kepada pejabat The Fed. Trump dikenal memiliki hubungan yang tidak baik dengan Chairman The Fed Jerome Powell. Dia sering mengkritik Ketua Jerome Powell, yang diangkat oleh Trump, terkadang menyebut para pembuat kebijakan "bodoh" dan membandingkan Powell dengan pegolf yang tidak bisa memasukkan bola ke lubang
Di lain sisi, pasar akan mencermati dampak dari instruksi Presiden RI Prabowo Subianto terkait efisiensi anggaran pemerintah. Prabowo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2025 yang mengharuskan pemangkasan anggaran belanja sebesar Rp 306,69 triliun. Langkah ini bertujuan mengalihkan dana untuk mendukung program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam kerangka Asta Cita.
Kebijakan ini dinilai memberikan ruang fiskal untuk memperkuat daya tahan ekonomi di tengah tantangan global. Meski begitu, pemotongan belanja seremonial, perjalanan dinas, dan kajian dinilai memengaruhi dinamika pelaksanaan program di daerah. Dengan pemangkasan tersebut, pemerintah juga memberikan arahan agar anggaran lebih selektif dialokasikan pada kegiatan yang produktif dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Kombinasi kebijakan domestik dan sentimen global akan menjadi penentu pergerakan pasar di 2025. Dengan kebijakan DHE yang siap berjalan penuh, serta upaya efisiensi fiskal, pemerintah menunjukkan komitmen memperkuat fundamental ekonomi.
Namun, tantangan eksternal seperti ketidakpastian kebijakan perdagangan AS dan tekanan dolar AS masih membayangi. Dalam situasi ini, sinergi antara pemerintah, pelaku pasar, dan emiten menjadi kunci untuk menjaga stabilitas pasar serta mendukung pertumbuhan ekonomi.
Efisiensi anggaran di satu sisi akan menekan belanja negara sehingga bisa mengurangi laju pertumbuhan ekonomi karena sokongan konsumsi pemerintah yang berkurang. Namun, di sisi lain, efisiensi belanja pemerintah membuat defisit anggaran terjaga sehingga investor lebih percaya diri terhadap ekonomi Indonesia.
Pengelolaan anggaran yang prudent juga membuat pemerintah bisa mengurangi penerbitan utang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Saham Konglomerat Banyak Diburu, Hati-Hati Rawan Longsor!
Next Article IHSG Dibuka Loyo Lagi, BREN Masih Jadi Pemberat