IoT Belum Siap di RI, Pelaku Industri Ungkap Sejumlah Tantangannya

16 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Kualitas konektivitas dan jaringan masih menjadi tantangan bagi industri yang memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) di Indonesia. Di mana perusahaan tersebut memerlukan jaringan 5G hingga stabilitas koneksi internet.

Chief Technology Officer & Co-Founder TransTRACK, Aris Pujud Kurniawan menyebut pihaknya masih menemukan area yang belum tercover sinyal seluler. Sebagai perusahaan tech-enabler yang berfokus pada optimalisasi operasi armada kendaraan (fleet operation optimizer) dan solusi supply chain integrator, hal ini menjadi salah satu tantangan.

"Ada beberapa daerah dan mungkin ini tantangan bagi kita semua karena letak geografis Indonesia cukup kompleks," ungkap dia dalam Tech & Telco Summit 2025 di Menara Bank Mega Jakarta, Jumat, (21/2/2025).

Di samping itu, terdapat tantangan lain berupa kualitas jaringan internet di beberapa wilayah. Kata dia, hal ini pun operasional bisnis menjadi terganggu.

"Jadi beberapa area, kami menemukan masih banyak delay, yang menyebabkan realtime kami. Ketika koneksi internet delay, layanan kami terganggu," terang Aris.


Tantangan lain adalah tidak meratanya coverage operator seluler antar satu wilayah dengan wilayah lain. Sehingga perusahaan perlu memanfaatkan global simcard demi mengantisipasi kendala tersebut.

"Di area A operator A yang bagus. di area B operator A tidak ada. Ini tantangan bagi kami untuk memilih provider mana yang harus digunakan sehingga kami menggunakan global sim card, menggunakan internasional roaming," ungkap dia.

Terakhir adalah adanya area yang masih menggunakan jaringan 2G. Sehingga perusahaan perlu memanfaatkan perangkat yang mendukung jaringan tersebut.

"Ini mungkin membantu bagi kami ketika dari regulator dan operator dapat memberikan timeline 2G akan tetap ada apakah shutdown. Ketika shutdown, rencananya kapan karena kami perlu persiapan untuk menyongsong 5G ini," pungkas Aris.

Seperti diketahui jaringan 5G menawarkan kecepatan unggah dan unduh yang lebih tinggi, koneksi lebih konsisten, dan peningkatan kapasitas dibandingkan jaringan sebelumnya.

Di sisi lain, konektivitas yang ditingkatkan jaringan generasi kelima memungkinkan adopsi lebih luas dari konsep industri 4.0. Industri ini mencakup penggunaan IoT, Artificial Intelligence (AI), dan big data analytics.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Warga Butuh Internet Murah & Cepat, Provider Lokal Bisa Penuhi?

Next Article Video: Adopsi IoT di RI Laris Manis, Pasarnya Tembus USD40 M di 2025

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|