Istana Pelototi Harga Daging-Gula Jelang Lebaran, Wanti-Wanti Begini

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor Staf Presiden (KSP) mewaspadai lonjakan harga daging sapi dan gula pasir menjelang Ramadan dan Idulfitri 2025. Deputi III Bidang Perekonomian KSP Edy Priyono menekankan pentingnya pengawasan dan realisasi impor guna menjaga stabilitas harga.

"Daging sapi ini meskipun belum terlalu besar, tetapi ada sedikit kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Nah, ini kita harus waspadai karena menjelang Lebaran itu biasanya terjadi kenaikan permintaan," kata Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (24/2/2025).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mengeluarkan Persetujuan Impor (PI) bagi pelaku usaha agar pasokan daging sapi bisa ditambah. Namun, Edy mengingatkan, PI yang telah diterbitkan tersebut harus direalisasikan agar tidak terjadi kelangkaan pasokan yang bisa menyebabkan lonjakan harga saat momentum Lebaran mendatang.

"Kami merekomendasikan dan mengusulkan kepada Kementerian Perdagangan dan Bapanas untuk mendorong pemegang PI agar segera merealisasikan impornya. Jangan sampai mereka memegang Persetujuan Impor tetapi tidak direalisasikan dengan baik, karena nanti bisa berdampak pada kenaikan harga, terutama ketika menjelang Lebaran," ujarnya.

Selain daging sapi, lonjakan harga gula pasir juga menjadi perhatian pemerintah. Edy mengungkapkan, harga gula pasir sudah berada di atas harga acuan dan menunjukkan tren kenaikan menjelang bulan suci Ramadan.

"Kami juga mengajak seluruh instansi terkait untuk mewaspadai kenaikan harga gula pasir. Harganya sudah di atas harga acuan dan mengalami sedikit kenaikan. Kenapa? Karena menjelang puasa atau Lebaran, permintaan gula pasir pasti naik. Oleh karena itu, ini juga menjadi perhatian khusus bagi instansi terkait dan pemerintah daerah," terang dia.

Edy menekankan pentingnya pemantauan harga di setiap daerah, baik melalui survei langsung di pasar maupun menggunakan data real-time yang tersedia.

"Mohon setiap daerah untuk memantau harga. Sekarang ini sudah ada beberapa sumber data yang bisa dilihat secara real-time atau terus-menerus, seperti data panel harga dari Badan Pangan, data SP2KP dari Kementerian Perdagangan, dan juga data dari BPS. Jangan sampai pemerintah daerah tidak tahu perkembangan harga dan baru menyadari ketika ada rapat koordinasi pengendalian inflasi seperti ini," tegasnya.

Sebagai langkah konkret, pemerintah mendorong pemerintah daerah untuk lebih proaktif dalam menjaga stabilitas harga pangan menjelang bulan Puasa dan Idulfitri.

"Kami mendorong teman-teman pemerintah daerah untuk lebih proaktif. Mari kita semua bekerja sama, pertama melakukan pemantauan harga, kemudian melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan. Ketika ada indikasi kenaikan harga, jangan tunggu kenaikan harga terlalu tinggi," pungkasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Langkah Pemerintah & Pelaku Usaha Jaga Stabilisasi Harga Pangan

Next Article RI Impor Daging Rp5,87 Triliun, Ini Negara Pemasok Utama

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|