Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia berpotensi menghadapi resesi ekonomi yang disebabkan oleh sejumlah faktor global. Salah satunya seperti kebijakan kenaikan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dengan besaran 32%.
Dampak resesi diperkirakan tidak hanya akan menyasar indikator makro perekonomian nasional, akan tetapi juga mempengaruhi daya beli masyarakat.
Perencana Keuangan, Himawan Adhi memberikan sejumlah tips kepada CNBC Indonesia mengenai bagaimana cara mengelola keuangan agar tetap aman selama resesi. Berikut penjelasannya:
1. Siapkan Dana Darurat
Himawan menekankan bahwa hal pertama yang harus dipersiapkan untuk menghadapi resesi adalah dana darurat. Meskipun terlambat, keberadaan dana darurat tetap sangat penting. Dana ini bisa diperoleh dengan cara menyisihkan sebagian pendapatan reguler atau mencari kerja sampingan.
"Kalau mau buat dana darurat sebesar persiapan dana hidup untuk 3-6 bulan, dan sekarang itu hitungannya gak cukup cukup 2,5 tahun, jadi usahakan 6-24 kali dari pengeluaran rata-rata keluarga, misal sebulan 5-10 juta itu dikali 6 sampai 24 kali, disimpan di rekening yang mudah diakses jangan tergoda, digunakan untuk kita bertahan," ujarnya dikutip Senin (7/4/2025).
2. Siapkan Dana Likuiditas
Selain dana darurat, Himawan juga menyebut masyarakat untuk persiapkan dana likuiditas sebanyak 15% dari kekayaan bersih. Dana ini akan memiliki dua manfaat, yaitu cadangan ketika dana darurat kurang dan peluang untuk berinvestasi.
"Dana likuiditas ini bisa digunakan dan ini bisa digunakan untuk kesempatan yang tidak datang dua kali dan kita bisa eksekusinya, misal kayak cerita teman saya yang tiba-tiba ditelpon sama orang yang dulu pas pandemi nawarin propertinya Rp 1,5 miliar, terus dia ditelpon lagi ditawarin sesuai dengan harga yang dulu dia minta Rp 800 Juta, setengah dari harga aslinya. Dia langsung mengurus akta jual beli," papar Himawan.
3. Diversifikasi Kekayaan
Setelah punya dana darurat dan dana likuiditas, masyarakat juga harus melakukan diversifikasi kekayaan. Bagi yang memiliki tabungan Rp 20 juta maka bisa tempatkan dana pada logam mulia sebanyak 40%, valuta asing seperti dolar AS 30% dan rupiah 15% serta sisanya uang tunai.
Akan tetapi pilihan investasi ini berbeda apabila dana nganggur yang dimiliki jauh lebih besar. Himawan mengambil contoh dana sebesar Rp 10 miliar. Maka pilihannya bisa ditujukan salah satunya ke properti. "40% persen properti, 25% investasi, 20% logam mulia, 15% uang tunai," ujarnya
4. Lunasi Utang dan Siapkan Asuransi
Himawan juga mengimbau masyarakat untuk segera melunasi utang secepat mungkin, seperti Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Hal ini mengingat bunga kredit ke depan akan meningkat seiring pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral.
Terakhir, ia juga menyarankan masyarakat untuk persiapkan asuransi. "Kalau nanti terjadi stres sakit nggak harus ambil dari saldo mereka untuk kebutuhan bulanan kan, ini contoh saja asuransi bisa bantu juga," pungkas Himawan.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Akhirnya Selandia Baru Keluar Dari Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,7%
Next Article Wall Street Babak Belur! Investor Digentayangi Hantu Resesi Trump