Kapal Rusak, Wanda Hamidah dan Relawan AWG Tertahan Berhari-hari di Pelabuhan Italia

1 hour ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kapal-kapal kemanusian Global Sumud Flotilla yang berlayar untuk menembus blokade Gaza sebagian sudah memasuki perairan Yunani. Sampai Rabu (24/9/2025) WIB, armada-armada yang membawa dua relawan Indonesia masih tertahan di perairan Malta-Italia.

Kapal Keiser yang membawa relawan Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) Wanda Hamidah terpaksa sandar sementara di Pelabuhan Porto Pallo. Sementara itu, Kapal Kamar yang membawa relawan dari Aqsa Workig Group (AWG) Muhammad Faturrahman juga sandar sementara di Pelabuhan Porto Pozallo.

Wanda Hamidah melalui kiriman video yang diterima wartawan di Jakarta menyampaikan, Kapal Keiser yang membawanya angkat jangkar dari Dermaga Sidi Bou Said, Tunisia pada 16 September lalu, terpaksa sandar di Porto Pallo karena kondisi kapal mengalami kerusakan. “Hari Selasa (23/9/2025-waktu Mediterania), hari keempat saya berlabuh di Porto Palo, Italia. Kami bersandar di sini, terpaksa berlabuh sudah empat hari. Dan sudah tujuh hari (pelayaran) dari Tunisia,” kata Wanda melalui video yang diterima di Jakarta, Rabu (24/9/2025) dini hari.

Kata Wanda, bukan cuma Kapal Keiser yang terpaksa sandar di Pelabuhan Porto Palo. Dia menjelaskan, ada lima armada Global Sumud Flotilla lainnya yang terpaksa sandar lantaran masalah yang sama. “Ada beberapa kapal lainya yang juga mengalami kerusakan. Di antaranya Kapal Alaeddine, Kapal Yemen, Kapal X-one (Oxygono), dan Ayssel, juga Family Boat. Beberapa kapal ini terpaksa berlabuh di Porto Palo karena kerusakan,” ujar Wanda.

Dia menjelaskan, tak ada estimasi waktu kapan kapal-kapal itu bakal kembali normal dan melanjutkan pelayaran ke Gaza.“Kami tidak tahu pasti, kapan kami akan melanjutkan pelayaran lagi ke Gaza,” ujar Wanda.

Akan tetapi, dia mengatakan, perbaikan kapal-kapal tersebut yang sudah memakan waktu sampai empat hari sehingga memengaruhi psikologis dan semangat para relawan dan aktivis Global Sumud Flotilla yang berada di kapal-kapal sandar tersebut.

Wanda mengungkapkan, beberapa aktivis maupun relawan yang menaiki kapal-kapal tersebut memilih untuk kembali pulang sementara ke Tunisia sambil menunggu perbaikan kapal-kapal yang masih dalam kondisi belum siap berlayar itu.

“Informasi yang kami dapatkan, sebagian aktivis memilih untuk kembali ke Tunisia dengan visa sementara, dan terbang kembali ke Tunisia,” ujar Wanda. Sementara Wanda, bersama-sama aktivis lainnya masih terus bertahan. “Sementara beberapa aktivis lainnya, termasuk saya, masih berusaha untuk bertahan di Porto Pallo untuk menunggu perbaikan kapal,” kata Wanda.

Direktur Sumud Nusantara Muhammad Nadir Al-Nuri bersama Kordinator Indonesia Global Peace aconvoy Muhammad Husein di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Selasa (16/9/2025).

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|