Kawah Asteroid Tertua Dunia Ditemukan, Ubah Iklim Bumi

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ilmuwan mengkonfirmasi sebuah situs tumbukan asteroid tertua yang diketahui di Bumi. Situs tersebut berada jauh di wilayah Midwest, Australia Barat, tersembunyi di bawah lapisan batuan yang terkikis.

Kawah Yarrabubba, yang berusia 2.229 miliar tahun, mendahului semua struktur tumbukan yang diidentifikasi sebelumnya. Tidak seperti kawah yang lebih muda dan terpelihara dengan baik, Yarrabubba telah terkikis selama miliaran tahun. Ini menjadikan identifikasinya sebagai terobosan signifikan dalam ilmu planet.

Kawah Vredefort di Afrika Selatan, yang diperkirakan berusia 2.023 miliar tahun, telah lama dianggap sebagai struktur tumbukan tertua di Bumi. Namun, penelitian baru menempatkan Yarrabubba 200 juta tahun lebih tua, yang dengan membuatnya sebagai situs tumbukan tertua.

Terletak di dekat kota Meekatharra, sekitar 600 kilometer timur laut Perth, kawah ini memiliki lebar 70 kilometer, meskipun fitur permukaannya hampir seluruhnya terhapus oleh erosi dan aktivitas tektonik.

Meskipun lokasi tumbukan pertama kali diidentifikasi pada awal 2000-an, usia pastinya masih belum pasti.

Sebuah tim ahli geologi dari Curtin University di Australia dan Imperial College London memecahkan misteri ini dengan menganalisis mineral seperti zirkon dan monasit, yang mengandung uranium yang meluruh menjadi timbal dari waktu ke waktu.

Dengan mengukur peluruhan ini menggunakan penanggalan uranium-timbal, para peneliti menentukan bahwa dampaknya terjadi pada 2,229 miliar tahun yang lalu. Temuan ini kemudian dipublikasikan di Nature Communications.

"Hal ini tidak hanya menempatkannya sebagai struktur tumbukan tertua yang diakui, tapi juga menimbulkan pertanyaan menarik tentang bagaimana tumbukan semacam itu memengaruhi iklim kuno Bumi," ujar peneliti utama Chris Kirkland, dikutip dari Daily Galaxy, Jumat (7/3/2025).

Ubah iklim Bumi

Salah satu aspek yang paling luar biasa dari penemuan ini adalah usia kawah yang sesuai dengan akhir glasiasi Huronian, sebuah periode ketika Bumi diselimuti oleh es. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa peristiwa ini mungkin bukan suatu kebetulan.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Thomas Davison dari Imperial College London melakukan simulasi komputer tentang asteroid selebar 7 kilometer yang menabrak Bumi yang diselimuti es dengan kecepatan 17 kilometer per detik.

Model-model tersebut mengungkapkan bahwa dampak seperti itu dapat menguapkan es dalam jumlah besar, menyuntikkan lebih dari 200 miliar ton uap air ke atmosfer.

Uap air adalah gas rumah kaca yang kuat, dan pelepasan yang tiba-tiba ini dapat berkontribusi pada tren pemanasan, membantu menarik Bumi keluar dari pembekuan yang dalam.

"Kami melihat kebetulan yang luar biasa antara usia Yarrabubba dan berakhirnya glasiasi global," kata Nicholas Timms, seorang ahli geologi di Curtin University.

"Jika tumbukan ini melepaskan cukup banyak uap air, mungkin saja hal ini menyebabkan iklim menjadi lebih hangat," imbuhnya.

Bagi para ilmuwan planet, temuan ini memunculkan pertanyaan baru tentang bagaimana tabrakan asteroid mempengaruhi siklus iklim jangka panjang.

Jika tabrakan asteroid dapat berkontribusi dalam mengakhiri zaman es, apakah tabrakan asteroid di masa depan dapat memicu perubahan iklim yang signifikan.

"Penemuan ini mengingatkan kita bahwa tabrakan asteroid bukan hanya peristiwa bencana," kata Chris Kirkland. "Mereka juga merupakan kekuatan yang kuat dalam perubahan planet."


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Berantas Penipuan BTS Palsu, Komdigi Belajar Dari Singapura

Next Article 211 Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat Makin Jelas, Jadwalnya Maju Lagi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|