REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) akan membangun ulang Gedung Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, yang sebagian bangunannya ambruk dan menewaskan 63 orang. Menteri PU Dody Hanggodo menjelaskan, langkah yang akan dilakukan bukan sekadar revitalisasi, tetapi pembangunan kembali seluruh gedung pesantren dari awal.
“Prakiraan saya, waktu ke lokasi kemarin, bangunan yang warna hijau itu justru lebih murah kalau dirobohkan dan dibangun baru dari nol, daripada kita tambal sulam,” ujar Dody seusai bertemu Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Terkait besaran anggaran, Kementerian PU masih melakukan perhitungan bersama pihak terkait. Dody memastikan pembangunan akan menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun tidak menutup kemungkinan adanya dukungan swasta.
“Kalau soal anggaran, insya Allah cukup dari APBN. Tapi tidak menutup kemungkinan ada bantuan dari swasta,” kata Dody.
Ia menambahkan, seharusnya anggaran untuk pondok pesantren berada di bawah Kementerian Agama. Namun karena musibah ini termasuk kondisi darurat, Kementerian PU mengambil alih tanggung jawab pelaksanaan pembangunan.
“Biasanya anggaran ponpes ada di Kementerian Agama. Tapi karena ini darurat, yang di Sidoarjo kami tangani,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menyampaikan, pemerintah akan membuka layanan hotline bagi masyarakat untuk melaporkan kondisi bangunan sekolah atau pondok pesantren yang rawan ambruk.
“Kita akan buka hotline, nanti diumumkan nomornya. Tolong disampaikan kepada masyarakat, pesantren-pesantren yang merasa rawan bisa konsultasi lewat layanan itu,” ujar Muhaimin.
Sebelumnya, bangunan mushala di lantai tiga Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, ambruk pada Senin (29/9/2025) saat dilakukan renovasi. Saat kejadian, ratusan santri tengah melaksanakan shalat berjamaah dan sebagian terjebak di bawah reruntuhan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan seluruh jenazah korban telah ditemukan. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Budi Irawan, menyebut sebanyak 63 jenazah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian oleh tim SAR gabungan.
sumber : ANTARA