Kepala BPS Ingatkan Jaga Harga Daging Ayam-Cabai, Ada Fenomena Apa?

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan sejumlah komoditas pangan yang kerap mengalami kenaikan harga pada awal Ramadan dalam enam tahun terakhir. Komoditas pangan tersebut diantaranya daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, dan beras.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, sejak 2019 hingga 2024, inflasi selalu terjadi di bulan Ramadan dan Idulfitri. Berdasarkan data BPS, komponen inti dan komponen harga bergejolak sering menjadi faktor utama penyumbang inflasi pada periode awal Ramadan.

Menurut Amalia, harga pangan yang masuk dalam kategori komponen harga bergejolak hampir selalu mengalami inflasi saat awal Ramadan, kecuali pada tahun 2020. Adapun inflasi tertinggi untuk kelompok kategori ini tercatat pada awal Ramadan 2022, yang mencapai 2,3%.

"Di momen awal Ramadan, secara historis komoditas yang memberikan kontribusi terhadap inflasi biasanya, ini bukan memprediksi ke depan, tetapi biasanya secara historis adalah daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, ayam hidup, pepaya, cabai rawit, beras, dan bayam," ujar Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (10/3/2025).

Adapun jika melihat data inflasi Februari 2025, Amalia menyebut komponen inti mengalami inflasi. Sementara itu, komponen harga yang diatur pemerintah serta komponen harga bergejolak justru memberikan andil terhadap deflasi.

Berdasarkan catatan BPS, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Februari 2025. Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy), kelompok ini tetap mengalami inflasi. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Februari antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, telur ayam ras, kacang panjang, jeruk, jengkol, dan ayam hidup.

Meski harga sempat turun pada Februari, Amalia mengingatkan kenaikan harga berpotensi terjadi dalam beberapa pekan atau bulan berikutnya. Hal ini disebabkan oleh volatilitas harga pangan yang cukup tinggi.

"Artinya naik dan turun itu relatif sering terjadi karena memang salah satunya dipengaruhi oleh faktor cuaca maupun karena adanya permintaan untuk bulan-bulan di hari-hari tertentu, seperti menghadapi Ramadan dan Lebaran," pungkasnya.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lagi! BPS Catat Deflasi 0,48% (mtm) di Februari 2025

Next Article Harga Emas Naik Gila-gilaan, Warga RI Tersengat Inflasi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|