Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa komoditas batu bara RI masih memiliki prospek cerah dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut menyusul adanya permintaan batu bara dari Eropa.
Semula, Bahlil mendorong agar pelaku usaha di sektor batu bata tetap menggelontorkan investasinya pada komoditas emas hitam tersebut. Mengingat terdapat permintaan kontrak jangka panjang selama 20 tahun dari Eropa.
"Nggak apa-apa masih bagus. Eropa aja masih minta kontrak dengan Indonesia 20 tahun kok, ekspor batu bara. Jadi jangan terkecoh bahwa seolah-olah batu bara ini sudah mau pensiun. Aku belum melihat ada tanda di pensiun," kata dia dalam acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2025, Selasa (11/2/2025).
Meski masih mempunyai prospek bagus, Bahlil menekankan bahwa pemanfaatan batu bara di dalam negeri untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) harus menggunakan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Hal ini dilakukan guna mengurangi emisi karbon.
"Tetapi yang saya pingin, batu bara ini kalau Indonesia untuk PLTU-nya, harus ada teknologi yang menangkap carbon capture, untuk kita melahirkan energi yang murah, tapi juga CO2-nya kita bisa talangi dengan baik," katanya.
Dilansir dari Refinitiv, harga batu bara pada 11 Februari 2025 tercatat sebesar US$106,7/ton atau turun 1,88% dibandingkan penutupan perdagangan 10 Februari 2025 yang sebesar US$108,75/ton.
Posisi harga batu bara kali ini merupakan yang terendah sejak Mei 2021 atau sekitar 3,5 tahun terakhir.
Melemahnya permintaan dari India menjadi pemicu utama dari pelemahan batu bara. Dikutip dari Reuters, impor batubara termal India diperkirakan akan turun untuk tahun selama dua tahun berturut-turut pada 2025.
Impor turun karena penurunan ketergantungan pada batubara untuk pembangkit listrik, melambatnya aktivitas ekonomi, dan stok yang mencapai level tertinggi.
Semua enam pedagang batubara India dan internasional yang diwawancarai Reuters di konferensi Coaltrans India di New Delhi memperkirakan pengiriman batu bara akan menurun tahun ini.
Tiga pedagang memperkirakan impor akan merosot sekitar 10% menjadi sekitar 155 juta ton metrik. Dua lainnya memperkirakan penurunan sebesar 1-2%, sementara seorang pedagang memprediksi penurunan sebesar 7-8%. Tidak ada pedagang yang ingin diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Harga Batu Bara Anjlok, Kemen ESDM Kaji Pembatasan Ekspor
Next Article Ledakan Dahsyat Guncang Tambang Batu Bara di Iran, 51 Orang Tewas