Komdigi Gelar Internet Murah 100 Mbps Rp 100 Ribu, Caranya Terungkap

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menyiapkan frekuensi baru 1,4 Ghz untuk Broadband Wireless Access (BWA). Tujuannya untuk membuat internet murah dan cepat, 100 Mbps dengan harga Rp 100-150 ribu.

"Untuk up to 100 Mbps harganya bisa Rp 400-500 ribu per bulan. Saya langganan yang 30 Mbps saja ada Rp 250 ribuan per bulan. Jadi memang beda tinggi. Nah memang kita agar memastikan mengupayakan fixed broadband tersedia lebih murah kepada masyrakat," kata Koordinator Kebijakan Penyelenggaraan infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital, Benny Elian, dalam acara diskusi Morning Tech 'Lelang Frekuensi untuk Siapa?', Senin (24/2/2025).

Dia menjelaskan tujuan 1,4 Ghz untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband bukan hanya fiber optic. Termasuk penerimanya untuk statis di rumah atau menggunakan modem di rumah.

Jadi bisa memenuhi kualitas peningkatan penetrasi fixed broadband yang baik dan juga terjangkau. "Bagaimana menyasar masyarakat yang kemampuan ekonominya terbatas, yaitu dengan bayarkan Rp 100-150 ribu," ujarnya.

Jaringan 1,4 Ghz menggunakan teknologi yang sama seperti penyangga seluler, yakni IMT. Namun untuk seleksi kali ini diperuntukkan untuk penyelenggara layanan Fixed Broadband

Dia mencontohkan seperti modem atau router yang ada di rumah. Bukan seluler yang memiliki nomor atau yang digunakan untuk HP.

"Ini benar-benar untuk fixed, modem di rumah. Seperti router di rumah yang bentuknya Mifi yang bukan digunakan di HP. Jadi memang untuk Fiber Optic bukan untuk seluler," kata dia.

Kemungkinan jaringan 1,4 Ghz akan dilakukan dengan mekanisme seleksi. Saat ini, sebanyak 7 dari 10 penyelenggara jaringan sudah menyatakan minat.

Namun Benny tidak menjelaskan siapa saja penyelenggara yang berminat itu. Dia hanya menyebut perusahaan yang berminat terdiri dari seluler dan penyelenggara layanan Fiber Optic.

"Untuk tujuh itu, saya tidak ingat jelas, tapi cuma yang pasti beberapa seluler ada dan sisanya itu penyelenggara FO itu yang saya hafal," ungkap dia.

Rencananya lelang akan dilakukan pada Semester I tahun ini. Berikutnya pemerintah akan menyelenggarakan 700 Mhz, 26 Ghz, dan 2,6 Ghz.

Standar 5G 1,4 Ghz

Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sigit Puspito menjelaskan sebaiknya jaringan 1,4 Ghz menjadi solusi broadband. Jangan sampai menariknya ke pasar Mobile dan harus tahu perbedaanya.

Menurutnya pemenang jaringan 1,4 Ghz bisa dijaga tetap dengan kecepatan 100 Mbps. Kalau tidak maka akan memakan pasar seluler.

"Kalau misalnya dia dijaga harus 100 Mbps, seluler enggak akan terganggu," jelas Sigit dalam kesempatan yang sama.

"Demikian juga di sini kalau tidak diikat dengan dia harus 100 Mbps maka nanti yang dapat lelang frekuensi 'udah saya ngegelarnya 4G aja lah'. Karena 4G itu masih bisa juga meskipun enggak sampai 100 Mbps. Bisa dipahami ya gitu," dia menambahkan.

Dia juga mengharapkan sebaiknya dilakukan seleksi secara hybrid. Jadi mekanisme lelang dan beauty contest dilakukan bersamaan untuk seleksi 1,4 Ghz.

Lelang sendiri berarti penyelenggara yang berminat akan memberikan harga penawaran tertinggi. Sementara beauty contest, tiap penyelenggara akan memberikan proposal komitmen pembangunan jaringan.

Selain itu, Sigit juga menyoroti yang berbasis komunitas tertentu. Karena bisa mencegah kegagalan pada pasar itu sendiri.

"Karena menurut pengalaman beberapa negara, itu termasuk salah satu yang mencegah market failure," kata Sigit.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Marak Pencurian Data, Begini Solusi Keamanan Super Canggih AMD

Next Article Cek 8 Perusahaan yang Dulu Pegang Izin BWA, Ada Bolt dan IM2

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|