Kontribusi Hulu Migas dari Sumbagsel untuk Ketahanan Energi Indonesia

2 hours ago 1

Home > Bisnis Monday, 10 Nov 2025, 16:06 WIB

Bayangkan sebuah mesin raksasa yang telah puluhan tahun beroperasi tanpa henti, menggerakkan roda perekonomian sebuah bangsa. Mesin itu bernama industri hulu migasjantung dari ketahanan energi Indonesia.

 AI)Ilustrasi Anjungan migas lepas pantai yang memproduksi minyak dan gas dari perut bumi. (FOTO: AI)

KINGDOMSRIWIJAYA-REPUBLIKA NETWORK – Rabu, 30 Juli 2025, hari itu menjadi sebuah titik balik psikologis minyak dan gas (migas) Indonesia. Data dan fakta hari itu seperti menjadi sanggahan terhadap narasi pesimisme yang selama ini mengitari sektor atau industri hulu minyak dan gas. Menyanggah pernyataan pesimis yang menyatakan, “Ladang yang menua, investasi yang lesu, dan produksi yang terus merosot”.

Hari itu, di sela-sela keramaian “Energi Mineral Festival” di Jakarta, sebuah pengumuman terucap dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Matanya tertuju pada sebuah layar monitor yang memancarkan data real-time, deretan angka yang bagi orang awam hanyalah statistik, tetapi bagi dirinya dan seluruh insan hulu migas Indonesia, adalah sebuah epik panjang tentang perjuangan, teknologi, dan harapan.

“Hari ini saya baru keluar dari kantor, saya lihat di layar monitor yang online, produksi kita sudah mencapai 608.000 barel per hari ini lifting kita”, katanya dengan pelan, seperti ada nada yang mencoba dikendalikan, meski semangat di baliknya terasa membara.

Angka 608.000 barel per hari (bph) itu bukan sekadar angka. Ia adalah sebuah garis batas yang terlampaui. Untuk pertama kalinya dalam periode yang panjang, lifting minyak mentah Indonesia menyentuh dan bahkan melampaui target yang tertulis teguh dalam dokumen suci Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yaitu 605.000 bph.

Namun, di balik angka 608.000 bph yang tercatat pada monitor itu, tersembunyi sebuah kisah yang jauh lebih kompleks, penuh dinamika, dan sarat dengan makna. Ini bukan sekadar cerita tentang minyak dan gas yang terpompa dari perut bumi. Ini adalah narasi kolosal tentang ketahanan energi, kedaulatan bangsa, dan kerja sama simfoni antara negara dan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam sebuah lanskap industri yang penuh tantangan. Ini adalah cerita tentang bagaimana Indonesia, dengan segala keterbatasannya, berusaha bangkit untuk memperkokoh pilar ketahanan energinya yang paling fundamental.

Image

MASPRIL ARIES

Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|