Kraton Jogja Gelar Pameran Pangastho Aji Angkat Laku HB VIII

3 hours ago 2

Kraton Jogja Gelar Pameran Pangastho Aji Angkat Laku HB VIII Penampilan wayang wong dengan lakon Parta Krama membuka pameran Pangastho Aji, Laku Sultan HB VIIIdi Pagelaran Kraton, Jumat (26/9/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

JOGJA—Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Kraton Jogja, menggelar pameran bertajuk Pangastho Aji, Laku Sultan Kedelapan. Pameran ini menyoroti industrialisasi dan demokratisasi budaya yang terjadi di masa Sri Sultan HB VIII.

Pameran utama digelar di kompleks Kedhaton Karaton. Pameran ini menyoroti Sri Sultan HB VIII, yang lahir dengan nama kecil GRM Sujadi pada 3 Maret 1880. Beliau naik takhta pada 8 Februari 1921 dan dikenal sebagai raja yang sangat berorientasi pada pemajuan dan demokratisasi kebudayaan.

Pangastho Aji dibuka secara resmi pada Jumat (26/9) oleh Raja Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pagelaran Karaton dan dapat mulai dikunjungi oleh masyarakat umum mulai Sabtu (27/9).

Pameran akan berlangsung hingga 24 Januari 2026. Selain pameran utama, akan ada rangkaian acara pendukung yang menarik: Tur Kuratorial, Public Lecturer, Jelajah Pesanggrahan, dan Lokakarya Budaya.

Khusus untuk pembukaan, Karaton menyajikan pertunjukan seni selama tiga hari berturut-turut di Kagungan Dalem Pagelaran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, antara lain Pertunjukan Wayang Wong Parta Krama pada Jumat (26/9); Pertunjukan Wayang Wong Srikandhi Maguru Manah pada Sabtu (27/9) dan Pertunjukan Wayang Wong Sembadra Larung pada Minggu (28/9).

Pameran ini tidak hanya menampilkan benda-benda bersejarah, tetapi juga mengajak untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai yang diusung oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, seperti demokratisasi budaya yang masih relevan hingga saat ini.

Sri Sultan HB X, dalam pembukaan pameran menuturkan sejak pertama kali dibangun oleh Sultan Agung, Karaton bukan semata bangunan fisik, melainkan blueprint peradaban. Ekosistem nilai, tempat budaya, spiritualitas dan peradaban terjalin dalam satu narasi hidup.

Pameran Pangastho Aji merupakan laku ziarah budaya yang menyingkap laku Sri Sultan HB VIII. “Beliau mengajarkan kita bahwa kekuasaan tanpa kebudayaan hanya kekosongan dan kebudayaan tanpa keberpihakan pada rakyat hanya hiasan,” ungkapnya.

Sri Sultan HB VIII dikenal sebagai pemimpin yang menumbuhkan demokrasi seni dengan membuka pintu Karaton agar denyut tari, gamelan dan wayang wong dapat dirasakan masyarakat bahkan pelajar asing yang datang menimba ilmu. “Suwargi [almarhum] Sri Sultan HB VIII menegaskan modernisasi tidak harus merampas tradisi. Beliau menyongsong pendidikan barat, mengutus putra-putrinya belajar ke Belanda sekaligus memelihara kearifan Jawa. Di tengah perjalanan Indonesia kini, pembangunan yang kita kejar akan kehilangan jiwa jika abai terhadap kerakyatan dan keadilan. Mari merenungi teladan Sri Sultan HB VIII sebagai inspirasi demokrasi berkerakyatan dan pembangunan inklusif,” jelasnya.

BACA JUGA: Program Mas Jos, Diskominfosan Jogja Bagikan 1.500 Galon Bekas

Sudut Artistik

Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nitya Budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, GKR Bendara, menuturkan melalui pameran ini, pengunjung dapat melihat bahwa kebudayaan adalah fondasi yang kokoh bagi kemajuan, dan setiap individu memiliki peran penting dalam melestarikannya. “Pameran ini mengajak pengunjung untuk mendalami lokus kehidupan hingga kuasa dari sang Pangeran Jawa yang menjalani patron sejarah Jawa baru. Pangastho Aji menghadirkan tafsir perjalanan Sultan melalui pembacaan fenomena seni-sosial pada awal abad ke-20, sekaligus memanjakan setiap pengunjung dalam sudut-sudut artistik ruang pamer,” ujarnya.

Penanggung Jawab Pameran Pangastho Aji, Nyi R.R.y. Noorsunda, mengatakan pameran ini tak hanya di Kompleks Kedhaton Keraton, tapi juga di Kagungan Dalem Wahanarata yang mana kita bisa melihat koleksi kereta kuda koleksi Sri Sultan Hamengku Buwana VIII. “Tak kenal maka tak sayang, jika bukan kita siapa lagi, merawat sejarah dan tradisi kebudayaan adalah hal yang wajib bagi kita semua demi keberlangsungan keberadaan budaya yang menjadi jati diri bangsa dari generasi ke generasi,” katanya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|