Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis baru mengancam Inggris. Ini terkait hancurnya industri baja di negara itu, yang menyebabkan warga khawatir akan munculnya kota hantu.
Hal ini merujuk bangkrutnya pabrik British Steel di kota Scunthorpe, Lincolnshire. Masa depan pabrik baja itu terancam pada bulan Maret ketika pemiliknya asal China, Jingye, mengatakan pabrik merugi US$923.000 (Rp 15 miliar) per hari dan "tidak lagi berkelanjutan secara finansial".
Kesepakatan talangan dengan pemerintah Inggris hingga saat ini masih ditolak. Padahal akhir pekan, pemerintah mengamankan undang-undang darurat yang memberinya kendali atas lokasi tersebut untuk menjaga tanur sembur tetap menyala.
Solusi jangka panjang belum disetujui. Hal ini membuat 2.700 pekerja pabrik tersebut dalam ketidakpastian.
Baja sebenarnya telah mendominasi Lincolnshire sejak abad ke-19. Cerobong asap pabrik menjulang tinggi di atas rumah-rumah bertingkat rendah.
"Secara fisik, Anda dapat melihatnya, kota tersebut dikelilingi oleh pabrik-pabrik," jelas Chris Cell, seorang dog walker berusia 52 tahun, dikutip AFP, Selasa (15/4/2025).
Pabrik tersebut juga mendominasi ekonomi lokal. Dengan pabrik baja menjadi pendorong utamanya.
"Pabrik baja itu adalah urat nadi kami," katanya.
"Jika Anda memotong jalan, semuanya akan habis, Anda tidak akan punya apa-apa," kata mantan pekerja baja Jim Kirk, 66 tahun, kepada AFP di luar sebuah toko di jalan utama Scunthorpe.
Ia mengatakan jika pabrik baja itu tutup, hal ini akan menjadi akhir bagi Scunthorpe. Kota bisa menjadi 'kota hantu'.
"Tidak akan ada yang mau tinggal di sini. Ini akan berakhir dengan menyedihkan... Dan seharusnya tidak seperti itu," tambah Kirk lagi.
Hal senada juga dikatakan konsultan dan warga lain. Pasalnya semua orang berafiliasi dengan pabrik British Steel dan penutupan bisa menjadi pukulan telak.
"Semua orang di Scunthorpe mengenal seseorang yang berafiliasi dengan pabrik baja," kata konsultan radiografer Nick Barlow, 36 tahun.
"Begitulah cara kota itu terbentuk, semuanya berputar di sekitarnya dan semua orang khawatir," imbuhnya.
"Penutupan pabrik akan menjadi pukulan telak bagi pusat kota yang sudah berjuang,' kata pekerja toko Joanne Cooper, 57 tahun.
"Suasana hati di kota, moral sangat rendah. Orang-orang tampaknya tidak punya harapan. Lebih banyak toko yang tutup, dan jika British Steel tutup, kota akan lebih buruk lagi, kota ini sudah hampir mati," tegasnya.
"Tidak akan ada jalan raya. Saya pikir kota ini hanya akan menjadi kota mati. British Steel sangat berarti bagi kota ini untuk tetap buka,".
Sementara itu, China negara asal Jinghye Group meminta pemerintah Inggris memperlakukan pemilik British Steel itu dengan adil. Perlakuan yang buruk bisa merusak kpercayaan investor di negara tersebut.
"Kami berharap pemerintah Inggris memperlakukan perusahaan China yang berinvestasi dan beroperasi di Inggris secara adil dan jujur, melindungi hak dan kepentingan mereka yang sah, dan menghindari politisasi dan pengamanan berlebihan kerja sama ekonomi dan perdagangan, agar tidak memengaruhi kepercayaan perusahaan China dalam berinvestasi dan bekerja sama di Inggris," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam konferensi pers mingguan di Beijing, dimuat Associated Press (AP).
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Inggris Siap Kirim Pasukan Jika Ukraina Membutuhkan
Next Article Derita Tetangga RI, Terlilit Utang China & Inflasi Menggila