Wisatawan memotret kirab pembukaan festival budaya Kampung Prawirotaman dan Kampung Panggung Krapyak di Jalan Prawirotaman, Yogyakarta, Sabtu (15/07/2017). - Harian Jogja/Desi Suryanto
            
Harianjogja.com, JOGJA—Badan Pusat Statistik (BPS) DIY mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melalui Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) sebanyak 10.960 kedatangan pada September 2025. Jumlah ini meningkat 13,92% secara tahunan (year-on-year/yoy), namun turun 12,70% dibandingkan dengan Agustus 2025 atau secara bulanan (month-to-month/mtm).
Statistisi Utama BPS DIY, Sentot Bangun Widoyono, mengatakan kunjungan wisman terbanyak berasal dari Malaysia dengan 5.008 kedatangan atau 45,69% dari total. Posisi berikutnya ditempati Singapura (10,87%), Prancis (4,59%), Jepang (3,22%), serta Amerika Serikat (2,86%).
"Pertumbuhan signifikan secara tahunan tercatat dari kawasan ASEAN, khususnya Singapura yang meningkat hingga 15,07%," ujarnya, Selasa (5/11/2024).
Dia menjelaskan, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) ke DIY pada September 2025 mencapai 3,04 juta perjalanan. Angka ini turun 0,38% (yoy) namun naik 1,16% (mtm). Dari total kunjungan tersebut, sebanyak 1,26 juta perjalanan (41,45%) merupakan perjalanan antarkabupaten/kota di dalam provinsi, dan 1,78 juta perjalanan (58,55%) merupakan perjalanan antarprovinsi.
Lebih lanjut, ia mengatakan secara spasial, hampir seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan kunjungan wisatawan domestik, kecuali Kabupaten Sleman yang sedikit menurun 3,46%.
"Kenaikan tertinggi dicatat oleh Kabupaten Gunungkidul, yakni 13,40%," jelasnya.
Sentot menyampaikan, dari sisi akomodasi, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di DIY tercatat 48,27%, turun 3,08 poin (yoy). Sementara untuk hotel nonbintang, TPK sebesar 22,23% atau turun 1,42 poin (yoy). Jumlah tamu hotel berbintang dan nonbintang mencapai 621.043 orang, dengan 95,66% di antaranya merupakan wisatawan domestik.
"Kondisi ini menegaskan bahwa pasar wisatawan lokal masih menjadi tulang punggung sektor pariwisata DIY, sementara wisman mulai menunjukkan tanda pemulihan yang positif menjelang akhir tahun," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono, mengatakan pada Oktober 2024 rata-rata okupansi se-DIY berkisar antara 40%-50%. Namun, dia menyebut data ini belum valid. Menurutnya, pada Oktober 2023 capaiannya bisa mencapai 55%-70%.
Artinya, capaian pada Oktober 2024 lebih lesu dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Deddy menyebut beberapa faktor yang menyebabkan okupansi lesu pada Oktober 2024, antara lain adanya event nasional yang telah masuk kalender dibatalkan dan daya beli masyarakat yang belum membaik.
"Bulan November ini juga belum kelihatan 'hilal'-nya, masih lesu," jelasnya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































