Kurs Rupiah Melemah, Begini Jurus BNI Jaga Kinerja Perusahaan

1 week ago 16

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen menjaga kinerja positif perusahaan. Salah satunya dengan meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit berdenominasi valuta asing (valas), di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Terkait hal itu, Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menegaskan, BNI telah dan akan terus menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko secara ketat untuk meredam dampak negatif dinamika ekonomi global.

"BNI secara berkala terus menerapkan manajemen risiko yang ketat, salah satunya dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi termasuk pergerakan nilai tukar guna mengantisipasi agar tidak berdampak terhadap kualitas aset," ujar Okki dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

Di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini, lanjut dia, BNI memilih untuk lebih berhati-hati menyalurkan kredit valas dimana kredit yang diberikan lebih ditujukan kepada debitur yang memiliki natural hedge dalam bisnis model mereka.

Sementara itu, Okki menekankan bahwa likuiditas dalam mata uang Dolar AS masih berada pada level yang sangat memadai. Untuk itu, BNI menjaga kecukupan likuiditas di atas rasio yang ditetapkan oleh regulator.

Saat ini, rasio Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) valas BNI masing-masing tercatat sebesar 151,72% dan 135,13%, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan regulator. Loan to Deposit Ratio (LDR) juga tetap berada dalam koridor yang ditetapkan oleh manajemen.

Selain itu, BNI juga memiliki posisi alat likuid dalam bentuk Dolar AS yang mencukupi dan dijaga pada level lebih tinggi dari risk appetite internal bank. Berbekal pengelolaan risiko yang disiplin serta posisi likuiditas yang kuat, BNI optimistis dapat menjaga stabilitas kinerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional di tengah kondisi pasar global yang penuh tantangan.

"Hal ini mencerminkan kesiapan BNI dalam menghadapi potensi tekanan likuiditas yang mungkin timbul akibat dinamika nilai tukar global," tandas dia.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Oustanding Kredit Valas Perbankan Tumbuh 13,39% di Januari 2025

Next Article Top! BNI Sabet 2 Penghargaan Internasional Corporate Treasurer

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|