Lagi Tren di RI #KaburAjaDulu, Bos Buruh Ungkap Hal Tak Terduga

2 months ago 22

Jakarta, CNBC Indonesia - Bos buruh mengomentari isu yang sedang cukup panas di masyarakat yakni terkait tagar #kaburajadulu di jagat media sosial. Apa katanya?

Presiden Komite Eksekutif Partai Buruh sekaligus Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mengatakan bahwa viralnya fenomena Kabur Aja Dulu merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terutama kaum muda dengan upaya pemerintah dalam membenahi permasalahan lapangan kerja dan kondisi perekonomian di masyarakat.

"Masyarakat tidak puas dengan penyelenggaraan lapangan kerja oleh pemerintah dan ini adalah sebuah reaksi dari kawan-kawan netizen terutama ya dan anak-anak muda, mereka mengaku telah membayar pajak, tetapi justru mereka tetap bersusah payah mencari kerja, padahal ini menjadi kewajiban pemerintah menyediakan lapangan kerja yang baik," katanya saat konferensi pers Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Partai Buruh, Senin (17/2/2025).

Said juga mengatakan bahwa negara perlu menyediakan lapangan kerja yang baik dengan cara menghadirkan bursa tenaga kerja seperti halnya di beberapa negara.

"Kita bayar pajak makanya untuk membuat negara membuat sebuah lapangan kerja itu wajib misalnya melalui bursa tenaga kerja, melalui aplikasi tertentu, seperti di Amerika, menteri tenaga kerja di Amerika itu ngetop," tambahnya.

Dengan negara dapat hadir memberikan penyediaan lapangan kerja, menurutnya hal ini dapat mengurangi anggaran. Dia pun mencontohkan Amerika Serikat (AS) yang penyediaan lapangan kerjanya cukup mumpuni, sehingga dapat mengurangi asuransi pengangguran.

Rakernas Partai Buruh oleh Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)Foto: Rakernas Partai Buruh oleh Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)
Rakernas Partai Buruh oleh Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)

"Negara hadir untuk menyediakan lapangan kerja supaya unemployment insurance, asuransi pengangguran dapat diminimalisir," ujarnya lagi.

Said juga menjabarkan jika negara mampu menghadirkan penyediaan lapangan kerja, maka hal ini tidak akan terlalu memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menanggulangi jumlah pengangguran.

"Kalau orang nganggur, dibayar sama negara memang begitu sehingga negara supaya dia tidak terbebani melalui APBN, akibat membayar asuransi pengangguran, maka negara menyediakan lapangan kerja makin banyak orang kerja makin sedikit anggaran asuransi pengangguran, begitu teorinya," tambahnya lagi.

Tambahnya lagi, tagar Kabur Aja Dulu merupakan bentuk perlawanan anak-anak muda kepada pemerintah, karena mereka mengaku telah membayar sekolah dan kuliah mahal-mahal dan mendapatkan ilmu yang cukup tinggi, tetapi mereka merasa kurang dihargai.

"Nah, kabur aja dulu itu adalah perlawanan oleh kaum muda yang udah bayar sekolahnya mahal-mahal, capek-capek belajarnya, tiba-tiba begitu memasuki dunia kerja karena udah lulus, lapangan pekerjaan tidak tersedia, minimal informasi bursa tenaga kerja lemah, kemenaker kemana aja?" ujarnya lagi.

Said pun mencontohkan bahwa beberapa negara saat ini tengah kekurangan tenaga kerja. Alhasil banyak kaum muda yang rela berpindah ke luar negeri untuk mencari pekerjaan, karena di luar negeri lapangan kerjanya cukup banyak ketimbang di luar negeri.

"Maka dia nyari ke luar negeri dimana di beberapa negara memang kekurangan tenaga kerja Malaysia saja untuk industri tertentu itu kekurangan tenaga kerja, itu Malaysia, di Singapura juga udah mulai kekurangan tenaga kerja, di Jepang udah mulai membuka, tadi Jepang kan tertutup mulai membuka, Korea Selatan udah membuka, Eropa dan bahkan di Amerika sepanjang dia legal, kesempatan kerja lebih tinggi, dan gajinya kan lebih tinggi upah kita terlalu murah buat kawan-kawan," pungkasnya.

Sebelumnya, tagar #KaburAjaDulu membuat jagat dunia maya di Indonesia tengah hangat. Beberapa pengamat menyebut faktor ekonomi, ketidakadilan sosial, dan harapan akan masa depan yang lebih baik sebagai pemicu utama diskusi ini.

Fenomena ini juga menunjukkan kontradiksi dengan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Prabowo Subianto. Di lapangan, sentimen yang berkembang justru menunjukkan ketidakpuasan yang signifikan.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

UMP 2025 Naik 6,5%, Saiq Iqbal: Kami Terima Keputusan Presiden Prabowo

Next Article Buruh Mau Demo Besar-besaran Usai Prabowo Dilantik Jadi Presiden RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|