Laut Merah Panas, Houthi Repons Israel Mau Setop Gencatan Senjata Gaza

2 months ago 31

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok Houthi di Yaman memberi peringatan baru. "Penguasa Laut Merah" itu mengumumkan akan menyerang Israel jika Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengingkari kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan melanjutkan serangannya di Gaza.

Pemimpin Houthi Abdel-Malik al-Houthi mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisibahwa kelompok itu "siap untuk melancarkan intervensi militer kapan saja jika terjadi eskalasi terhadap Gaza". "Tangan kami siap," katanya dimuat laman Al-Jazeera, Rabu (12/2/2025).

Houthi yang menguasai sebagian besar Yaman barat, termasuk ibu kota Sanaa, telah melancarkan serangan selama perang Gaza sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza. Sejak November 2023, kelompok itu telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal komersial dan militer di Laut Merah dan meluncurkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel.

Gencatan senjata Israel dan Hamas di Gaza bulan lalu telah membatasi serangan Houthi. Namun kesepakatan itu, yang masih dalam tahap pertama dari tiga tahap, di ujung tanduk di tengah pelanggaran berulang Israel.

Tahap pertama kesepakatan itu melibatkan pertukaran tawanan, penarikan sebagian pasukan Israel, dan lonjakan bantuan ke daerah kantong itu. Tahap kedua, yang rinciannya belum disetujui, akan mengakhiri perang sepenuhnya sementara tahap ketiga akhirnya dimaksudkan untuk menangani rekonstruksi di daerah kantong Palestina yang hancur itu.

Senin, Hamas mengatakan bahwa mereka akan berhenti membebaskan tawanan Israel atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Tel Aviv. Meliputi pembunuhan, pembatasan untuk mengizinkan orang-orang yang terluka meninggalkan Gaza untuk perawatan, dan kegagalan untuk mengizinkan masuknya bantuan yang cukup.

Kelompok itu mengatakan akan terus menghormati ketentuan-ketentuan perjanjian itu jika Israel mematuhinya. Namun situasi memburuk karena Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa jika Hamas tidak membebaskan semua tawanan Israel pada siang hari Sabtu, ia akan mengusulkan pembatalan gencatan senjata dan "membiarkan kekacauan terjadi".

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menanggapi komentar Trump, menggarisbawahi bahwa gencatan senjata harus dihormati oleh kedua belah pihak. "Bahasa ancaman tidak memiliki nilai dan hanya memperumit masalah," katanya.

Selasa, Netanyahu mengulangi ancaman Trump, mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa militer akan "kembali ke pertempuran sengit sampai Hamas akhirnya dikalahkan". Berbicara setelah rapat kabinet selama empat jam, pemimpin Israel itu juga mengatakan bahwa ia telah memerintahkan pasukan Israel untuk berkumpul "di dalam dan di sekitar Jalur Gaza".

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah menginstruksikan militer untuk berada pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza. Padahal sejak perang Israel meletus di Oktober 2023, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa 48.219 warga Palestina telah dipastikan tewas dalam perang.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Laut Merah Memanas, Kapal Perang AS Dibombardir Rudal & Drone

Next Article Houthi Warning Operasi Baru Laut Merah: Bersiaplah Diserang!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|