Menteri Pertahanan Israel Katz.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengungkapkan rencana negara Zionis itu menduduki utara Gaza. Hal itu bertentangan dengan pernyataan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama ini sekaligus melawan poin gencatan senjata usulan Amerika Serikat.
Hal ini disampaikan Katz saat menemui para pemimpin pemukiman ilegal Yahudi. “Dengan bantuan Tuhan ketika saatnya tiba, kami juga akan membentuk… kelompok perintis di Gaza utara, menggantikan pemukiman yang dievakuasi,” ujarnya dilansir Times of Israel, Selasa.
“Kami akan melakukan ini dengan cara yang benar, pada waktu yang tepat,” kata Katz pada pertemuan memperingati pendirian 1.200 rumah Yahudi baru di pemukiman Beit El di Tepi Barat.
Ia menambahkan: "Kita berada dalam periode kedaulatan praktis. Ada peluang di sini yang sudah lama tidak ada."
Dia juga mengatakan Israel tidak akan meninggalkan Jalur Gaza. "Kami berada jauh di dalam Gaza dan kami tidak akan pernah meninggalkan Gaza – tidak akan ada hal seperti itu. Kami di sini untuk membela dan mencegah apa yang terjadi terulang kembali."
Kedua pernyataan tersebut bertentangan dengan rencana perdamaian Presiden AS Donald Trump untuk Gaza, yang menyerukan penarikan mundur Israel dan menetapkan bahwa “Israel tidak akan menduduki atau mencaplok Gaza.”
Banyak anggota koalisi sayap kanan Netanyahu telah menyatakan keinginan mereka untuk membangun kembali permukiman di Jalur Gaza, yang dievakuasi pada tahun 2005, setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan genosida dua tahun yang dilakukan Israel di wilayah tersebut.
Langkah itu dipastikan menghadapi reaksi keras internasional dan ditentang oleh pemerintahan Trump. Perdana menteri bersikeras tidak ada rencana untuk melakukan hal itu.

2 hours ago
2

















































