Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapan perihal rencana penghapusan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun 2027 mendatang.
Awalnya, isu penghapusan BBM subsidi pada 2027 itu dilontarkan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut menyebutkan hal itu akan dilaporkan oleh pihaknya kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini masih memperhitungkan kemungkinan tersebut dan pihaknya juga masih membicarakan rencana tersebut secara internal pemerintahan.
Namun Bahlil menekankan, pihaknya belum ingin memberikan komentar lebih lanjut perihal rencana tersebut. "Saya nggak bisa mengomentari hal yang saya tidak tahu. Setahu saya masih menghitung itu, masih tetap ada, dan nanti kami laporkan secara internal," jelas Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/2/2025).
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan ingin BBM subsidi hilang dari Indonesia pada 2027 alias dua tahun mendatang. Ia mengklaim sudah melaporkan idenya kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Saya berpikir, saya sampaikan kepada Presiden (Prabowo) tentang ini (penghapusan BBM subsidi). Mungkin dalam waktu dua tahun (2027) kita bisa mencapai (BBM) satu harga," ucapnya dalam di Soehanna Hall, Jakarta Selatan, dilansir dari CNN Indonesia, Kamis (20/2/2025).
"Tidak ada lagi subsidi kepada material, seperti bahan bakar (BBM) dan solar," imbuh Luhut.
Sebagai ganti tak ada BBM subsidi itu, Luhut mengatakan penyaluran subsidi bahan bakar nantinya bakal diberikan langsung kepada para penerima. Tak ada lagi subsidi untuk bahan bakar yang selama ini melekat saat masyarakat membeli pertalite dan biosolar.
Luhut mengklaim progres menghapus BBM subsidi itu tengah berlangsung. Ia percaya kehadiran teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI) bisa mempermudah PT Pertamina (Persero) untuk mendata penerima subsidi.
"Subsidi (ke depan) diberikan untuk orang-orang yang memenuhi syarat. Saya pikir itu yang terbaik sehingga kita bisa menghemat miliaran dolar," klaim Luhut.
"AI itu sangat indah. Jadi, Pertamina nanti bisa mengidentifikasi apakah mobil ini, (pelat) nomor ini, memenuhi syarat untuk menerima BBM jenis ini. (Kendaraan) ini memenuhi syarat, yang ini tidak, semacam itu. Menurut saya, itu akan berhasil," jelasnya.
Sayang, Luhut tak bicara tegas apakah subsidi BBM di masa mendatang sepenuhnya berubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT). Pemerintah juga belum merinci skema subsidi BBM baru.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Polemik THR Ojol Hingga Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank BUMN
Next Article Bahlil: 30% dari Subsidi BBM Cs Rp 435 Triliun Tak Tepat Sasaran