Mendikti-Saintek Bilang Jangan Mimpi RI Kejar Korsel, Ungkap Alasannya

6 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia tampaknya masih cukup jauh untuk mengejar beberapa negara maju seperti Korea Selatan. Hal ini diungkap oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti-Saintek) Brian Yuliarto saat memberikan paparannya dalam acara Business Gathering PT PAL (Persero), Senin (28/4/2025).

Brian mengatakan Indonesia masih cukup jauh untuk mengejar Korea Selatan, karena dari kebiasaannya yang jauh berbeda.

"Di Korea Selatan misalnya. Masyarakat di sana saja sudah malam masih berkegiatan, jam 9 malam, mahasiswanya masih melakukan presentasi tentang risetnya. Di Indonesia saja jam 4-5 sore sudah mulai santai-santai. Saya bilang, jangan bermimipi bisa mengejar Korea Selatan kalau kita di sini jam 4-5 sore sudah siap-siap pulang, di Korea Selatan sudah malam masih beraktivitas," kata Brian.

"Gimana mungkin? Di Korea Selatan jam 9 masih presentasi. Kita di Indonesia jam 5 udah sampai, nongkrong di mana gitu," tambah Brian.

Selain itu, menurutnya, negara yang berhasil terlepas dari jebakan negara pendapatan menengah (middle income trap) merupakan negara-negara yang berhasil membuat seluruh komponen bangsa berambisi untuk mempunyai dan peduli dengan negara.

"Di Korea Selatan, seperti negara-negara yang berhasil lepas dari middle income trap, masuk ke wilayah negara-negara maju karena seluruh komponen bangsa itu berambisi untuk punya negara dan tentunya peduli dengan negaranya," ungkap Brian.

Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendorong kepada para rektor dan pemimpin perguruan tinggi untuk memiliki ambisi besar yakni membawa Indonesia menjadi negara maju.

"Ambisi-ambisi ini yang kami di perguruan tinggi akan berikan ke kita. Kita akan dorong teman-teman rektor dan pimpinan perguruan tinggi, mari kita punya ambisi yang besar, karena ini sebuah mimpi semua orang, yakni membawa Indonesia menuju negara maju," pungkasnya.

Sebelumnya, untuk mencapai gelar negara maju, sebuah negara harus mencatatkan pendapatan per kapita sebesar US$ 13 juta per tahunnya.

Adapun Indonesia sendiri masih cukup jauh untuk mengejar ketertinggalan tersebut, di mana pendapatan per kapita Indonesia saat ini masih mencapai US$ 4.960 per 2024 lalu.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Korsel Guyur Insentif ke Sektor Semikonduktor USD 23,5 Miliar

Next Article Video: Heboh Menteri Pecat Pegawai, Begini Aturan Berhentikan PNS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|