Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji saat wawancara bersama Republika di kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluaraga BKKBN, Jakarta, Kamis (9/1/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengungkapkan keresahannya terkait penggunaan ponsel bagi anak. Wihaji khawatir ponsel kini sudah selayaknya 'orang tua' bagi anak yang kesepian dalam keluarganya.
Hal itu dikatakan Wihaji dalam Diseminasi Nasional Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2025 di Jakarta pada Rabu (26/11/2025). Mulanya, Wihaji menyinggung pentingnya tanggung jawab orang tua guna menangani kasus perundungan anak yang masif terjadi.
“Kesehatan mental hari ini penting, kasus bullying itu tidak hanya anak-anak, mereka jangan pernah kita salahkan. Saya berpendapat anak tidak pernah bersalah karena itu kesalahan orang tua," kata Wihaji dalam kegiatan itu.
Wihaji mempertanyakan peran orang tua dalam keluarga semacam itu. "Ke mana orang tuanya? Apakah mencari duit terus? Apakah mencari duit untuk keluarga kah? Padahal kadang-kadang tidak untuk keluarga,” sindir Wihaji.
Wihaji menemukan saat ini terdapat 74.092.313 keluarga terdata. Dari jumlah itu, keluarga yang mempunyai remaja usia 10-24 tahun dan belum pernah kawin ada sebanyak 46.739.887. Para remaja ini disebut Wihaji perlu kehadiran orang tua dalam hidupnya.
“Isu yang sekarang lagi ramai adalah kesehatan mental. Hati-hati, meski ini terlihat sederhana, tetapi hari ini lumayan, mereka yang berusia 10 sampai 24 tahun itu kesepian, ada orang tua seperti tidak ada, punya bapak tetapi seperti tidak punya bapak,” ujar Wihaji.

4 hours ago
2















































