Kondisi Ruangan Dapur SPPG di Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyedia program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi sorotan usai insiden keracunan massal di sejumlah daerah. Termasuk di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.
Setidaknya ada 1.000 lebih siswa dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK Sederajat bahkan orang tua hingga ibu menyusui di wilayah Cipongkor dan Cihampelas, Bandung Barat yang menjadi korban keracunan usai mengkonsumsi menu MBG yang didistribusikan dari tiga dapur SPPG sebagai mitra Badan Gizi Nasional (BGN).
Ketiganya ialah SPPG di Kampung Cipari, Desa Cijambu, Cipongkor, SPPG Kampung Pasirsaji, Desa Negalsari, Cipongkor dan SPPG di Desa Mekarmukti, Cihampelas. Ketiga SPPG itu dihentikan sementara operasionalnya selama masa investigasi keracunan berlangsung.
Lalu bagaimana tahapan produksi dari mulai penyediaan bahan baku, proses memasak, packing hingga pendistribusian kepada penerima manfaat yang dilakukan SPPG? Kepala SPPG Cijambu, Ikbal Maulana Ramadan mengurainya secara lengkap.
Setidaknya ada tiga tahapan yang dilakukan SPPG untuk menyediakan makan bergizi gratis, dari mulai persiapan, kemudian pemasakan, pengolahan, dan pemorsian. Biasanya diawali penerimaan bahan baku pukul 15.00-16.00 WIB yang disediakan pihak yayasan.
"Itu khususnya untuk menu ayam, kalau sayurannya biasanya sering menyusul, karena kan memang harus segar ya. Bahan-bahan yang kita gunakan itu memang bahan-bahan yang setiap harinya fresh. Kita enggak pernah menggunakan bahan-bahan yang memang sudah digunakan di hari sebelumnya. Kecuali memang rempah-rempah yang notabenya itu bisa disimpan satu minggu," ujar Ikbal, Jumat (26/9/2025).