Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi global dan peningkatan populasi dunia telah mendorong permintaan energi secara signifikan. Proyeksi menunjukkan bahwa tren ini akan berlanjut hingga tahun 2050, terutama di negara-negara berkembang yang mengalami industrialisasi dan urbanisasi.
Untuk memenuhi dan menjamin kebutuhan energi dalam negeri sambil mengurangi emisi gas rumah kaca, Indonesia perlu memiliki rancangan ketahanan energi yang kuat dan berkelanjutan. Dalam melakukan transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, akselerasi energi terbarukan juga memerlukan inovasi teknologi, seperti teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage / CCS) yang menawarkan solusi signifikan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Namun demikian, transisi energi ini dihadapkan pada sejumlah tantangan kompleks. Ketergantungan dunia pada energi fosil, kebutuhan investasi yang besar, serta perubahan infrastruktur yang signifikan memerlukan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, dan masyarakat.
ExxonMobil, sebagai salah satu perusahaan energi terbesar di dunia, menilai transisi energi dengan pendekatan 'and equation' penting untuk menjaga ketersediaan energi dan pengurangan emisi karbon. Hal ini sejalan dengan visi besar Indonesia untuk mencapai 8% pertumbuhan ekonomi dan nol-bersih emisi pada tahun 2060. Maka, ada tiga langkah serius yang diperlukan: kebijakan publik yang mendukung, kemajuan teknologi yang signifikan serta transisi energi yang berbasis pada mekanisme pasar.
Untuk memahami proyeksi transisi energi secara global dan dapat memetakannya di Indonesia, CNBC Indonesia menggelar CNBC Indonesia Road to Outlook- Energy Edition with ExxonMobil, pada Selasa 18 Februari 2025. Acara ini mengusung tema "Energy Demand and Supply Outlook Through 2050"- menghadirkan Chris Birdsall, Director of Economics and Energy, ExxonMobil Corporation dan para narasumber yang ahli di sektor energi.
Dalam acara CNBC Indonesia Road to Outlook-Energy Edition with ExxonMobil, Chris akan memaparkan proyeksi permintaan dan suplai energi global secara mendalam, baik ketergantungan terhadap minyak dan gas bumi maupun energi terbarukan. Di samping itu, para narasumber lainnya akan menganalisa bagaimana dampak dan posisi Indonesia dalam ketahanan energi, kesiapan dalam transisi energi, mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat transisi energi, serta mengevaluasi berbagai strategi untuk mencapai kedaulatan energi yang berkelanjutan serta nol-bersih emisi di tahun 2060.
CNBC Indonesia Road to Outlook-Energy Edition with ExxonMobil dapat disimak secara eksklusif di CNBC Indonesia TV dan streaming di CNBC Indonesia. Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: DPR & ESDM Sepakat Revisi Aturan Kebijakan Energi Nasional
Next Article Bahlil Minta Exxon Naikkan Produksi Minyak di RI Sampai 150.000 Barel