Menperin Tiba-Tiba Curhat Tak Bisa Tidur karena Ini

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita buka suara mengenai persoalan harga gas bumi tertentu (HGBT) dan tantangan impor yang selama ini menghantui sektor industri dalam negeri. Bahkan, ia mengaku ada hal yang kerap membuatnya sulit tidur malam.

Ia berupaya agar beban yang harus ditanggung demi menjaga agar industri manufaktur nasional tetap berdaya saing, di tengah tekanan barang impor dan tingginya harga bahan baku, khususnya gas.

"Berkaitan dengan importasi gas, dalam hal ini saya kaitkan gas itu sebagai bahan baku, di beberapa subsektor gas juga digunakan energi yang diperlukan proses produksi, tapi saya akui dalam beberapa tahun terakhir selama menjabat jadi Menperin yang membuat saya ngga bisa tidur, ada dua hal yaitu barang impor dimana barang impor juga bisa ada dua kemungkinan, yakni impor ilegal atau barang ilegal yang membanjiri pasar kita," ungkap Agus dalam Konferensi Pers 1 Tahun Kinerja Industri Merah Putih di Kemenperin, Senin (20/10/2025).

"Kedua impor yang legal dimana produk kita agak kesulitan dalam menghadapi kompetisi yang berasal dari negara lain, itu satu hal itu yang membuat saya pusing dan buat ngga bisa tidur malam hari tambahnya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Agus menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya agar pelaku industri bisa mendapatkan gas sebagai bahan baku dengan harga yang kompetitif, baik dari sisi tarif maupun ketersediaan volume. Ia menekankan, HGBT adalah salah satu elemen kunci agar manufaktur nasional bisa bersaing.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Konferensi Pers 1 Tahun Kinerja Industri Merah Putih di Kemenperin, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)Foto: Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Konferensi Pers 1 Tahun Kinerja Industri Merah Putih di Kemenperin, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam Konferensi Pers 1 Tahun Kinerja Industri Merah Putih di Kemenperin, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

"(Faktor) kedua industri bisa dapat bahan baku, tadi gas sebagai bahan baku dengan harga kompetitif sehingga produksi dalam negeri bisa kompetitif dan juga kuantitas yang memang diperlukan industri kalau berkaitan bahan baku, kami telah sedang dan selalu akan mempermudah kebijakan agar para pelaku industri bisa dapat," tuturnya.

Namun Agus juga mengingatkan bahwa Kementerian Perindustrian tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan persoalan ini. Sinergi dengan kementerian dan lembaga lain sangat krusial, mengingat pengawasan impor maupun kebijakan harga gas juga berada di luar kendali Kemenperin.

"Butuh semua cara, karena Kemenperin tidak sendiri, tapi jadi bagian integral dalam pemerintahan, sehingga memang upaya yang akan terus dan telah dilakukan pembicaraan dengan Kementerian dan Lembaga lain, yang tentu banyak bisa memengaruhi karena kebijakan ada di mereka, kontrol barang impor dan kedua industri kita bisa dapat bahan baku dengan harga baik dan kuantitas yang sesuai," bebernya.

Agus pun menutup dengan refleksi atas berbagai tantangan yang dihadapi sektor manufaktur, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Tantangan yang dihadapi manufaktur berasal dari eksternal maupun internal magnitude beda bisa fluktuatif kadang-kadang tantangan lebih berat berasal dari eksternal, kadang tantangan internal lebih besar dari eksternal," ujarnya.

Artinya saat ini dunia industri menghadap situasi yang berat saat ini. Di satu sisi, industri membutuhkan bahan baku dan energi dengan harga terjangkau. Di sisi lain, produk dalam negeri harus bersaing keras dengan barang-barang dari luar, baik yang masuk secara legal maupun ilegal.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Agus Gumiwang Apresiasi Munaslub HKI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|