Kapal Angkatan Laut Israel menarik kapal dari Armada Sumud yang mereka bajak menuju pelabuhan Ashdod, Israel, Kamis 2 Oktober 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKART — Aktivis asal Italia, Tommaso Bortolazzi, yang merupakan kapten kapal Maria Cristina, salah satu armada konvoi kemanusiaan Global Sumud Flotilla, memutuskan untuk memeluk Islam. Keputusan tersebut diambil pria yang tadinya memeluk Katolik tersebut saat ditahan setelah kapalnya, bersama puluhan kapal kemanusiaan lainnya, dibajak pasukan Angkatan Laut Israel.
Kisah hijrahnya diceritakan begitu menginjakkan kaki di Turki, yang ia sebut sebagai akhir dari mimpi buruk. Video wawancara Bortolazzi yang mengaku telah menjadi mualaf saat menjalani masa penahanan di penjara Israel pun tersebar di media sosial.
Dia mengaku ikut serta dalam konvoi kemanusiaan beranggotakan 42 kapal tersebut sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Palestina dan untuk negara asalnya, Italia. Bortolazzi menyatakan, tidak bisa lagi menyaksikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza.
Bartolazzi pun menjadi satu dari ratusan relawan yang ditahan oleh Israel. Dia mengaku harus mengalami masa-masa sulit di penjara bersama rekan-rekannya yang berasal dari Turki. "Kami mengalami masa-masa yang buruk karena kami mempertaruhkan nyawa kami, bersama kami tetap bersatu,"kata dia.
Dia mengaku menyaksikan bagaimana polisi penjajah Israel bahkan menghalangi teman-temannya untuk melakukan ibadah sholat Subuh. Bartolazzi berupaya untuk membantu agar kawan-kawannya bisa melaksanakan ibadah tersebut.
“Dan saya merasa harus melawan itu. Setelah itu bersama temanku, saya mengucapkan syahadat dan aku memilih sendiri pilihan itu,"ujar dia.