Jakarta, CNBC indonesia - Pergerakan rupiah akan ditentukan oleh keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) pada Rabu hari ini (19/2/2025)
Merujuk data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,37% ke angka Rp16.270/US$ pada perdagangan kemarin Selasa (18/2/2025).
Pelemahan ini mematahkan tren penguatan yang terjadi empat hari beruntun.
Pergerakan pasar keuangan pada hari ini akan ditentukan pada kabar genting BI yang akan di putuskan hari ini.
Mereka menunggu apakah BI akan memangkas suku bunga atau BI ratenya atau kembali menahan suku bunganya. Adapun Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) diselenggarakan pada Selasa dan Rabu pekan ini (18-19 Februari 2025).
Sebelumnya, BI secara mengejutkan memangkas BI rate sebanyak 25 basis poin (bps) pada Januari 2025, hal ini dilakukan untuk menggenjot perekonomian dalam negeri. Pemangkasan ini adalah yang pertama sejak September 2024.
Keputusan BI ini hanya akan berjarak beberapa jam dari kabar penting dari Amerika Serikat yakni rilis FOMC bank sentral AS The Fed. Rilis ini sangat ditunggu pasar sebagai petunjuk kebijakan suku bunga ke depan
Pelaku pasar dan masyarakat kini menunggu apa yang akan dilakukan BI dalam mengelola suku bunga (BI rate) di tengah gejolak yang ada saat ini.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 19 lembaga/institusi secara mayoritas memberikan proyeksi bahwa BI tampaknya akan menahan suku bunganya di level 5,75%.
Namun, delapan dari 19 lembaga/institusi tersebut justru memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,50%.
Pada Januari lalu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk mengendalikan inflasi dalam sasarannya, dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kami dalam dua hari ini melakukan exercise, skenario-skenario nilai tukar , kesimpulannya nilai tukar sekarang dan ke depan masih konsisten dengan nilai fundamental yaitu pencapaian inflasi dan perkembangan lainnya," kata Perry, usai Rapat RDG, Januari 2025
Perry pun menegaskan, data terbaru yang membuat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga BI Rate saat ini ialah adanya potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat ke depan. Bahkan, ia mengubah prospek pertumbuhan ekonomi RI 2025 dari 4,8-5,6% menjadi 4,7-5,5%.
"Data-data kuartal IV dan juga berbagai hasil survei kita ke depan menunjukkan ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi kita, khususnya di tahun 2025 dan mulai kelihatan di triwulan IV ini lebih rendah dari perkiraan, 2024 sedikit lebih rendah dari titik tengah berarti di atas 5% tapi di bawah titik tengahnya 5,1%," tegas Perry.
"2025 titik tengahnya yang 5,2% itu lebih rendah menjadi 5,1%, oleh karena itu this is the timing untuk menurunkan suku bunga supaya bisa menciptakan growth story yang lebih baik," ungkapnya.
Teknikal Rupiah
Pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS masih cenderung dalam tren sideways.
Bisa diperhatikan support di Rp16.170/US$ sebagai area penguatan terdekat, adapun support tersebut didapatkan dari low candle intraday 29 Januari 2025.
Sementara itu, patut diantisipasi jika ada pelemahan terdekat ke resistance di Rp16.375/US$ yang didapatkan dari high candle intraday 11 Februari 2025.
Foto: Tradingview
USD/IDR
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Kembali Ngegas, Pepet Level 6.900
Next Article Aliran Dana Asing Masih Deras, Rupiah Potensi Lanjutkan Penguatan!