Negeri Dewa-dewi Diguncang Petaka, Pemerintah Tetapkan Keadaan Darurat

2 months ago 23

Jakarta, CNBC Indonesia - Yunani kembali menetapkan keadaan darurat pada Kamis (13/2/2025) hingga 11 Maret mendatang. Hal ini terjadi setelah gempa bawah laut terus terjadi di sejumlah pulau di Negeri Dewa Dewi itu.

Mengutip The Watchers, keadaan darurat ini diumumkan setelah gempa bumi berkekuatan 4,2 skala Richter mengguncang laut antara Santorini dan Amorgos. Institut Geodinamika Observatorium Nasional Athena mencatat episentrum 23 km (14,3 mil) barat daya Arkesini, Amorgos, pada kedalaman 10 km (6,2 mil).

Semenit kemudian, gempa bumi berkekuatan 4,2 skala Richter lainnya terjadi di episentrum yang sama terjadi di jarak 229 km (142 mil) di Tenggara Athena.

Petugas tanggap darurat termasuk pemadam kebakaran, polisi, penjaga pantai, dan angkatan bersenjata, telah dimobilisasi ke pulau-pulau yang terkena dampak. Di Santorini, banyak penduduk dan pekerja musiman telah dievakuasi secara sukarela. Pihak berwenang terus menilai integritas struktural bangunan dan infrastruktur penting di beberapa pulau.

Seismolog awalnya mengantisipasi penurunan frekuensi gempa bumi, tetapi munculnya beberapa gempa bumi ini telah menimbulkan kecemasan. Episentrum gempa bumi bergeser ke Utara, mendekati Amorgos, sehingga meningkatkan kemungkinan gempa bumi lebih lanjut di wilayah tersebut.

Komite manajemen krisis Universitas Athena telah mencatat sekitar 12.000 gempa bumi yang melebihi 1 skala Richter di Aegea Tenggara sejak 26 Januari 2025. Meskipun Yunani termasuk salah satu wilayah yang paling aktif secara seismik di Eropa, rangkaian gempa bumi yang panjang ini dianggap sangat tidak biasa.

Lokasi kumpulan gempa menunjukkan potensi keterlibatan gunung berapi bawah laut Kolumbo, yang terletak hanya 6,5 km (4 mil) di timur laut Santorini. Kolumbo merupakan bagian dari kompleks gunung berapi Santorini yang lebih besar dan dikenal karena letusan besarnya pada tahun 1650 yang menyebabkan kerusakan dan kematian akibat aliran piroklastik, tsunami, dan emisi gas.

Gunung berapi tersebut tetap aktif, dengan kegiatan seismik berkala. Ini menjadikannya fokus utama pemantauan di wilayah tersebut. Investigasi juga sedang dilakukan untuk menentukan apakah gempa tersebut disebabkan tekanan tektonik di sepanjang patahan Kolumbo dan Kameni atau proses magmatik yang lebih dalam.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gempa Guncang Aceh Selatan, Tidak Berpotensi Tsunami

Next Article Negeri Dewa-dewi Diguncang 200 Gempa Bumi, Warga-Turis Siaga Tsunami

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|