Nilai Ekspor Kelapa Indonesia Disebut Bisa Naik 100 Kali Lipat, Ini Caranya

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan hilirisasi menjadi kunci peningkatan nilai ekonomi kelapa nasional. Menurut dia, dari nilai ekspor saat ini sebesar Rp24 triliun, potensi ekonomi kelapa bisa melonjak hingga Rp2.400 triliun apabila industri hilirnya berjalan optimal di dalam negeri.

Amran menyampaikan hal tersebut seusai rapat finalisasi hilirisasi sektor pertanian di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Jumat (7/11/2025). Rapat itu melibatkan Kementerian Investasi/BKPM, Danantara, dan BUMN untuk memfinalkan investasi lintas subsektor pangan, perkebunan, hortikultura, dan peternakan dengan nilai total Rp371 triliun.

“Kita sudah ekspor kelapa senilai Rp24 triliun dan menempati posisi terbesar di dunia. Kalau hilirisasi ini jalan, potensinya bisa 100 kali lipat atau Rp2.400 triliun,” ujar Mentan.

Ia menjelaskan, peningkatan nilai tambah akan dicapai melalui pengolahan produk turunan kelapa dalam negeri, seperti minyak kelapa, serabut, tempurung, dan air kelapa. Setiap tahap pengolahan berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan petani di daerah sentra produksi.

Amran mencontohkan, hilirisasi kelapa telah terbukti meningkatkan pendapatan petani di Maluku Utara. Harga kelapa yang semula hanya Rp600 per biji kini mencapai Rp3.500 setelah industri pengolahan mulai berjalan. Ia memperkirakan nilai tersebut bisa naik hingga Rp5.000–Rp6.000 per biji bila program berjalan optimal di seluruh wilayah.

Kementan mencatat, hilirisasi di subsektor perkebunan termasuk kelapa, kakao, mente, kelapa sawit, dan tebu diproyeksikan menyerap lebih dari tiga juta tenaga kerja baru dalam empat tahun ke depan. Sebagian besar lapangan kerja tersebut berasal dari industri pengolahan dan rantai pasok di daerah.

Menteri Investasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani, menilai hilirisasi di sektor pertanian memiliki potensi penciptaan kerja jauh lebih besar dibandingkan sektor mineral. Ia menegaskan, seluruh program akan dijalankan cepat, baik, dan masif dengan melibatkan petani kecil sebagai bagian dari rantai nilai industri.

Amran menambahkan, percepatan hilirisasi juga menjadi dasar untuk memperkuat swasembada pangan nasional. Program ini diharapkan dapat mendorong Indonesia kembali pada posisi strategis di pasar dunia, terutama sebagai produsen utama gula, minyak kelapa, dan produk turunan pertanian bernilai tinggi.

Jika dijalankan konsisten, hilirisasi kelapa bukan hanya meningkatkan devisa ekspor, tetapi juga memperkuat ekonomi daerah penghasil. Indonesia berpeluang besar menjadi pusat industri kelapa dunia dengan nilai ekonomi berlipat dan serapan tenaga kerja yang luas.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|