Pabrikan Mobil Jepang Ini tak Malu Akui akan Tiru Cara Kerja Pabrikan Mobil China

2 hours ago 2

Home > EV Thursday, 18 Sep 2025, 10:35 WIB

Nissan berusaha untuk bisa pulih dari krisis yang menerimpa mereka

YOKOHAMA- Podusen mobil Jepang Nissan Motor sedang mempelajari daya saing biaya pemasok China dan menjajaki cara untuk menerapkan praktik mereka secara global. Langkah Nissan ini seiring upaya perusahaan untuk memangkas biaya variabel sebesar 250 miliar yen atau 1,71 miliar dolar AS dalam upaya efisiensi yang luas.

Eksekutif Senior Nissan Motor Tatsuzo Tomita, mengatakan produsen mobil Jepang tersebut mengambil pelajaran dari penggunaan suku cadang standar pabrikan mobil China oleh pemasok China dan kolaborasi erat mereka dengan para desainer.

Mobillistriknews.com/Firkah Fansuri)Nissan Serena e:Power ditampilkan dalam ajans GIIAS 2024 di ICE BSD Tangerang, Ağustos 20204. (Foto:Mobillistriknews.com/Firkah Fansuri)

"Kami telah mendapatkan akses ke cara kerja ala China," kata Tomita kepada wartawan di kantor pusat Nissan di Yokohama, sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (17/9/2025).

Ia menambahkan bahwa isu saat ini adalah mencari cara untuk menerapkan metode tersebut pada suku cadang kendaraan saat ini dan yang akan datang. Sebagai bagian dari rencana pemulihan yang sedang berjalan, termasuk pemangkasan sekitar 20.000 pekerjaan dan konsolidasi tujuh pabrik, Nissan menargetkan pengurangan biaya sebesar 500 miliar yen pada Maret 2027.

Separuhnya diperkirakan berasal dari pemangkasan biaya tetap dan sisanya dari pemangkasan biaya variabel seiring upaya perusahaan untuk mengamankan laba operasional dan arus kas bebas positif dalam bisnis otomotifnya pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2027.

Saham Nissan ditutup naik 1,6 persen dan mencapai level tertinggi sejak akhir Mei, setelah perusahaan mengumumkan pada hari Rabu sebelumnya bahwa mereka akan menutup pusat desain di San Diego dan Sao Paulo sebagai bagian dari restrukturisasi.

Tomita mengatakan bahwa perusahaan tidak bermaksud untuk mengurangi basis pemasoknya, tetapi untuk memperkuat kolaborasi.

Ia mencatat bahwa pemasok China sedang berekspansi secara global, dengan operasi di Hongaria, Maroko, dan Turki, dan mengatakan bahwa Nissan mempertimbangkan mereka sebagai calon mitra masa depan dalam strategi internasionalnya.

Meskipun mengakui target pengurangan biaya variabel sebesar 250 miliar yen itu "sangat besar", Tomita mengatakan hal itu dapat dicapai jika Nissan mempertahankan momentumnya saat ini, yang telah dibangun dengan mendapatkan ribuan ide dari karyawan.

“Dampak dari langkah-langkah penghematan biaya kemungkinan akan lebih terasa pada akhir tahun atau tahun depan, karena dampaknya berbeda-beda untuk setiap kendaraan,” tambahnya.

Nissan menyatakan telah mematikan sistemnya pada awal September untuk mengatasi peretasan yang telah sangat mengganggu operasi ritel dan manufakturnya.

Image

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|