Pasukan AS Awasi Gencatan Senjata Israel-Palestina

4 hours ago 1

Pasukan AS Awasi Gencatan Senjata Israel-Palestina Ratusan warga membawa bantuan yang mereka terima dari truk yang memasuki Jalur Gaza utara, di jalan utara Kota Gaza, Palestina (22/6/2025). ANTARA/Xinhua - Rizek Abdeljawad

Harianjogja.com, JAKARTA—Pasukan Amerika Serikat akan mulai beroperasi di sebuah pangkalan militer Israel pada Ahad untuk memantau pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, sebut laporan media Israel.

Kanal 12 Israel melaporkan sedikitnya 200 tentara AS akan ditempatkan di Pangkalan Udara Hatzor di Israel selatan sebagai bagian dari satuan tugas pemantau. Belum ada konfirmasi resmi dari otoritas AS maupun Israel.

Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan kepada Kanal 12 bahwa penarikan lebih lanjut pasukan Israel dari Gaza belum menjadi pembahasan saat ini. Namun pejabat lain menyebut utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, dan timnya telah mulai memetakan rencana penarikan pasukan berikutnya.

Dalam unggahannya di X pada Sabtu, Witkoff mengatakan ia bersama Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) Laksamana Bradley Cooper dan menantu Trump, Jared Kushner, mengunjungi Gaza “untuk memverifikasi kepatuhan Israel terhadap Fase I kesepakatan.”

Media Israel melaporkan kunjungan Witkoff ke Gaza dimaksudkan untuk meninjau lokasi penempatan pasukan multinasional yang akan terdiri dari tentara negara-negara Islam, Arab, dan Eropa.

Pasukan multinasional itu akan dikerahkan di antara kawasan perkotaan yang ditinggalkan pasukan Israel dan perbatasan Gaza-Israel.

“Sesuai kesepakatan, tentara Israel tidak akan melakukan penarikan tambahan sampai Pasukan Stabilisasi Internasional memasuki Gaza,” kata Kanal 12, seraya menambahkan pengerahan pasukan tersebut kemungkinan memakan waktu beberapa pekan.

Pembentukan pasukan itu diperkirakan dibahas dalam KTT Perdamaian Sharm el-Sheikh di Mesir pada Senin, ketika negara-negara Arab mendesak Dewan Keamanan PBB menetapkan mandat pasukan tersebut, meski Israel menolak karena dianggap membatasi ruang gerak militernya.

KTT Sharm el-Sheikh akan dipimpin bersama Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dengan dihadiri lebih dari 20 negara.

Menurut pernyataan kepresidenan Mesir,  pertemuan itu bertujuan “mengakhiri perang di Gaza, memperkuat upaya perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah, serta membuka babak baru keamanan regional.” 

Sebelumnya, pada Rabu, Trump  mengumumkan bahwa Israel dan Hamas menyepakati fase pertama dari rencana 20 poin yang diajukan pada 29 September. Kesepakatan itu mencakup gencatan senjata, pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza. Fase pertama mulai berlaku pada Jumat.

Fase kedua mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa Hamas, pembentukan pasukan multinasional, dan perlucutan senjata Hamas.

Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel yang didukung AS telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta membuat Gaza tak layak huni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|