Jakarta, CNBC Indonesia - Harga daging kerbau mengalami kenaikan saat ini, nilainya mencapai Rp 120 ribu/Kg. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan penyebabnya karena nilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus melemah.
"Dahulu harganya cuma US$ 3 (per kg, jadi kalau harganya tinggi karena harga belinya tinggi, plus ratenya itu sekarang Rp 16,300, mau murah gimana," kata Arief dalam rapat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Jelang HBKN 2025, Rabu (12/2/2025).
Selain itu, vendor di India juga menaikkan harga daging kerbau di kisaran US$ 3,8 - US$ 3,9 per kg, naik berkisar 25% karena sebelumnya hanya di kisaran US$ 3 per kg. Ia sudah berancang-ancang untuk mencari vendor baru dengan harga lebih murah.
"Kita cari vendor baru saja. Jadi Pak Deputi tolong komunikasi, survei aja ke sana, 2-3 vendor lagi yang harganya bisa di bawah," sebut Arief.
Foto: Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas membongkar 1 kontainer berisi 18.000 ton daging kerbau beku asal India dengan merek ALM di New Priok Container Terminal One (NPCTI), Jakarta Utara, Selasa, 12/4. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas membongkar 1 kontainer berisi 18.000 ton daging kerbau beku asal India dengan merek ALM di New Priok Container Terminal One (NPCTI), Jakarta Utara, Selasa, 12/4. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Padahal Pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan yang mengatur impor daging kerbau beku sebanyak 100 ribu ton dari India. Kebijakan ini diambil untuk memastikan ketersediaan stok daging menjelang Ramadan dan Lebaran 2025 tercukupi.
"Yang sebelum ini kan tidak ada daging kerbau (di neraca komoditas). Tadi itu ada penugasan daging kerbau. 100 ribu ton. (Penugasan bisa dilakukan) tapi harus masuk neraca komoditas," ungkap Arief.
Impor daging kerbau ini akan sepenuhnya dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejalan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan daging di pasar, terutama menjelang momentum besar seperti Lebaran.
"Kalau kerbau, fix BUMN yang kelola. Karena ini nanti dipakai pemerintah untuk intervensi pasar," jelasnya.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video:DPR Dukung HPP Gabah Jadi Rp6.500, Yakin Bikin Petani Sejahtera?
Next Article Video: Bapanas Sebut Anggur Muscat Aman Dikonsumsi