Ilustrasi dana. - Bisnis Indonesia/Dwi Prasetya
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Sleman menyampaikan ada pemotongan dana keistimewaan pada 2026. Padahal semua program Disbud yang bukan berasal dari pagu terikat didanai Danais. Untuk menyesuaikan, Disbud meminta agar pelestarian seni budaya dapat dilakukan dengan cara lain secara mandiri.
Kepala Disbud (Kundha Kabudayan) Sleman, Ishadi Zayid, mengatakan pengurangan Danais berlanjut hingga tahun depan. Padahal, Danais 2025 telah kena pangkas dari Rp14 miliar menjadi Rp7,4 miliar.
“Tahun depan Danais untuk Dinas Kebudayaan Sleman sekitar Rp8 miliar. Ya memang naik Rp600 jutaan, tapi tetap belum kembali ke bantuan awal,” kata Zayid dikonfirmasi, Rabu (26/11/2025).
Menyusul pemangkasan itu, ia menerapkan skala prioritas program, seperti pelestarian sastra dan bahasa serta pemeliharaan museum. Ada juga pembuatan kajian sebagai dasar pengajuan penetapan sebuah bangunan menjadi cagar budaya.
Ia mendorong masyarakat ikut terlibat dalam pelestarian seni budaya yang ada. Danais hanya menjadi stimulan dan pelestarian harus dilakukan lebih luas. Jika hanya sendiri, Disbud tidak bisa menjangkau banyak tempat. Jika tidak ada pelestarian, seni budaya bisa punah lantaran ditinggalkan pelakunya.
Beberapa kesenian yang hampir punah yang telah menjadi warisan budaya tak benda (WBTb) antara lain ada Jathilan Lancur, Jabar Luwes, Srandul, Sruntul, dan Wayang Topeng Pedhalangan.
Mengenai generasi penerus, Zayid menerangkan setiap program atau upaya pelestarian perlu menyertakan anak muda. Anak muda harus diajak. Paling tidak mereka datang dan menonton. Setelah itu adalah penumbuhan minat. Jika punya minat dan rasa senang, anak muda mau untuk terlibat.
Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Sleman, Eko Purnomo Teguh Wibowo, mengatakan pengurangan Danis tersebut memang tidak akan begitu berpengaruh terhadap dalang-dalang mapan, namun bagi dalang-dalang kecil dampaknya akan sangat terasa.
“Dalang-dalang besar tidak begitu terpengaruh, kalau dalang kecil butuh [untuk tetap eksis dan menengalkan seni pedalangan]. Danais menjadi tidak bisa dipungkiri,” kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































